Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kebiasaan Beberes Rumah Jelang Lebaran di Kampungku

6 April 2024   20:36 Diperbarui: 6 April 2024   20:37 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu tipikal orang Jawa, yang selalu berusaha memantaskan diri. Apalagi di hadapan saudara tua ayah, yang secara ekonomi termasuk berada. Kakak tertua ayah, suaminya seorang mantri alas. Kakak kedua pedagang sapi ternama, sawah dan kebunnya di mana-mana. Suami kakak ketiga jogoboyo, tetapi hidupnya sederhana.

Ayah anak bungsu, seorang guru dengan gaji pas-pasan. Meski demikian, ibu tak ingin bersikap asal. Kesusahan yang dirasakan disimpan rapat-rapat, demi menjaga martabat sang suami. Dihadapan saudara tua (dari garis ayah), pantang bagi ibu untuk berkeluh kesah.

Soal sikap ini, kemudian saya jadikan pelajaran hidup di kemudian hari. Ibu dengan segala kelebihan maupun kelemahan, tetaplah manusia yang kadang emosi. Sikap nrimo, tak mudah menyerah dan tekunnya, saya akui sudah teruji.

Soal pantas memantaskan, ibu termasuk orang yang paling repot. Apalagi jelang hari lebaran, ponakan (anak-anak bude/pakde dari gari ayah) akan datang. Kami anak-anak dibuat kerepotan memenuhi keinginan dan selera ibu beberes rumah.

----

"Masio omah elek, nek resik lak pantes terima tamu"

-Meskipun rumah jelek, kalau bersih kan pantas nerima tamu-

Jelang lebaran di pertengahan 80-an, saya masih duduk di bangku SD. Kakak sulung dan kedua sudah kuliah, jarak usia terpaut lumayan jauh. Di akhir puasa kami berkumpul, menunaikan keinginan ibu.

Hari itu kami 4 dari 6 anak, mulai berbenah rumah. Ibu membeli beberapa bungkus cat dinding dan cat langit-langit, berbentuk bubuk/serbuk. Cat warna kuning dan hijau daun muda, dinding dicat dua bagian. Tengah ke bawah warna hijau daun muda, tengah ke atas kuning terang.

Menurut ibu, dua warna tersebut terbilang matching. Selain enak dipandang mata, juga membuat terkesan ruangan terang. Kami tak bisa membantah selera ibu, kecuali manut perintahnya.

Urusan cat mengecat dipegang mbare dan kakak kedua, mengingat dinding dan atao di rumah lumayan luas. Kakak nomor tiga ( kala itu masih SMA) sebagai cadangan, sebagai asistant pengecatan.

Saya terpaut jarak usia cukup jauh, menjadi penggembira saja.  Mendengar percakapan tiga orang dewasa, rasanya enak dan resep. Apalagi kalau dua kakak beradu argumen, saya yang tak paham ikut menikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun