Kompasianer's, semangat berpuasa sebulan penuh ya.
Ramadan adalah bulan penuh berkah, bertabur pahala dipenuh sesaki kebaikan-kebaikan tak terhingga. Dan kebebasan ada pada diri sendiri, mau mengabaikan atau mengambil berkah bulan suci. Toh, setiap orang akan mendapati yang dikerjakan.
Ramadan bulan obral pahala, bulan berlomba-lomba bersedekah yang terbaik. Konon Rasulullah SAW, adalah orang yang sangat-sangat dermawan di bulan puasa. Saking dermawannya, sedekah Beliau diibaratkan seperti angin yang berhembus.
Banyak riwayat mengisahkan, diantaranya suatu hari Rasulullah dimintai bantuan. Pada saat bersamaan, sedang tidak ada uang dimilki. Maka kanjeng Nabi merekomendasikan orang tersebut, datang ke sahabat ini dan itu.
Kisah mahsyur penuh teladan, bisa menjadi pelajaran hingga umat akhir jaman. Betapa banyak cara bersedekah, ditempuh sesuai kemampuan diri. Bahwa diri kita ibarat aset, sangat bisa digunakan menebarkan kemanfaatan bagi orang banyak.
Kalau sedang berkelebihan rejeki, bisa bersedekah dengan uang yang dimiliki. Pun saat di kondisi kesempitan, tetap bisa bersedekah. Yaitu dengan kebisaan yang dimiliki, melalui pertemanan atau networking yang dijalin selama ini.
-----
Sebagian orang mengidentikan, sedekah hanya dengan harta benda atau uang. Pandangan yang tidak sepenuhnya benar, menurut saya sebaiknya dikoreksi. Karena tidak semua orang, memiliki keberuntungan soal kepemilikan harta benda (termasuk uang).
Teladan Baginda Nabi bisa dijadikan pegangan, sedekah tidak harus menunggu berpunya. Sedekah bisa dilakukan siapapun, sebisanya semampunya. Dengan tenaga, dengan waktu, dengan networking, dengan pikiran atau keahlian dimiliki.Â