Alhamdulillah, pada senin malam masjid pun musholla sedemikian semarak. Sholat taraweh ditegakkan, beberapa saat setelah sholat isya ditunaikan.
Masjid di tempat saya tinggal, penuh sesak dengan jamaah. Kontras dengan hari-hari biasa, yang paling banyak hanya tiga shaf terisi. Pada taraweh pertama, jamaah rela sholat di bagian teras bahkan di tangga.
Fenomena tahunan awal Ramadan, yang kemudian akan berlaku seleksi alam. Biasanya di hari kelima Ramadan, barisan shaf mulai maju sampai separuh. Apalagi setelah di pertengahan (minggu kedua) Ramadan, masjid kembali seperti hari hari di luar bulan suci.
Kodrat manusia, dianugrahi rasa bosan, malas dan sejenisnya. Hanya orang-orang tertentu, yang terbukti rela melawan sifat- sifat itu. Menjadi penghuni masjid sesungguhnya, bertahan hingga akhir bulan puasa.
Orang-orang yang bersetia, selepas Ramadan berusaha memakmurkan masjid. Mereka menegakkan lima waktu, di rumah-rumah Alloh SWT. Semoga Kompasianer's, termasuk golongan orang yang beruntung, aamiin.
---
Terkait target Ramadan saya tahun ini, adalah mengkhatamkan Quran. Saya sudah start usai maghrib, di malam pertama sholat taraweh. Dari beberapa sumber saya baca, bahwa hitungan hari dimulai dari waktu maghrib.
Perhatikan, hari puasa dan taraweh lebih dulu tarawehnya. Pun sholat idul fitri, lebih dulu takbirnya di malam terakhir puasa. Dengan kata lain, mulai dihitung masuk Ramadan adalah di waktu maghrib, sebelum keesokan hari puasa.
Saya mulai membaca surat ke satu al Quran, dilanjutkan surat Al Baqarah. Besar harapan, akan terus konsisten. Semoga lancar tanpa kendala, dan khatam di hari terakhir Ramadan---aamiin.