Ya, setiap kakak dan atau adik dengan prosesnya masing-masing. Sehingga hasilnya juga tidak bisa disamakan, biasanya sejajar dengan proses yang ditempuh. Dan fakta yang berlaku, dalam satu keluarga ada satu anak tampak menonjol dibanding yang lain.
Kalau yang tampak (baca berhasil) adalah saudara tua, biasanya akan lebih aman. Karena dianggap lumrah dan tidak aneh, saudara muda butuh bantuan kakak. Tetapi kalau sebaliknya, biasanya ada saja saudara tua dengan dramanya.
Hubungan Kakak ke Adik dan Sebaliknya Setelah Dewasa
Menurut saya, kakak dan adik adalah sebuah hubungan yang unik. Apalagi yang keluarga besar, satu rumah bisa enam, tujuh, delapan atau lebih. Saudara dengan pembawaan yang macam-macam, dihubungkan oleh tali ikatan darah.
Sudah menjadi norma agama dan norma masyarakat, yang muda menghormati yang tua, yang tua menyayangi yang muda. Norma ini seharusnya berlaku, disegala kondisi dan segala keadaan. Tetapi nyatanya, banyak godaan untuk tegaknya kebaikan di muka bumi.
Biasanya kalau si adik lebih tampak, ada saja bisikan-bisikan menyulut hubungan (kakak-adik) dihembuskan. Hembusan yang datang dari mana saja, sehingga niat kotor itu berhasil tersebar. Si Kakak yang kurang beruntung merasa rendah diri, memendam rasa tak suka.
Kakak yang butuh bantuan, semakin geram ketika tidak diluluskan permintaan. Alhasil benih kebencian muncul, saudara muda yang tak tahu menahu merasakan imbasnya.
Padahal tidak semua tampak di penglihatan, fakta sesungguhnya demikian adanya. Saudara muda dianggap tampak berhasil, bisa jadi karena dia berusaha mengelola keadaan. Dengan tidak menampilkan kesusahan, agar orangtua tidak larut memikirkan anaknya.
Kalau dipikir lebih jernih, siapa orangnya tidak pernah ditimpa kesusahan. Setiap orang pasti mendapat jatah, ada masa senang ada masa susah. Tinggal kepiawaian orang tersebut, menghadapi segala cuaca dengan sebaik dia bisa.
--