Kalau diibaratkan sebuah transaksional, maka apa yang terjadi di dunia adalah jual beli. Bahwa untuk mendapatkan/ menjadi sesuatu, tidak ada yang datang tiba-tiba. Bahwa untuk mewujudkan pengharapan, tak ada yang seketika datang. Karena ada proses yang musti ditempuh, ada perjalanan yang musti dilakukan.
Proses yang tidak sebentar, sehingga membutuhkan kesabaran dan nafas panjang. Proses yang tidak mudah, sehingga membutuhkan keuletan dan ketekunan. Dan dari proses itulah, yang akan melahirkan jiwa dan mental tangguh.
Orang-orang yang setia dengan proses, ibaratkan sedang membayar untuk hasil diinginkan. Meski demikian, soal terwujud atau tidaknya sudah bukan kuasa manusia. Tetapi bahwa sang Kahliq, tidak akan pernah berlaku khianat.
Semua janji-NYA pasti dipenuhi, melalui cara yang tidak dipahami mahluknya (yang bernama manusia). Karena hidup dengan alogoritmanya yang unik, niscaya membuat manusia terkaget-kaget sekaligus ternganga.
---
Kompasianer's, mungkin ingat nama Raeny. Wanita asal Kendal Jawa Tengah, pernah viral di hari wisuda diantar sang ayah dengan naik becak. Sontak mencuri perhatian publik, ayah yang tukang becak berhasil mengantar anak lulus Perguruan Tinggi.
Tak urung Presiden SBY (Presiden kala itu) ikut salut, menghadiahi beasiswa S2 di Universitas Birmingham Inggris. Setelah lulus Raeny pulang, memilih mengabdikan dirinya sebagai dosen di Fakultas Ekonomi - Universita Semarang.
Kemudian melalui beasiswa LDP, perempuan sederhana menempuh S3 di Universitas Birmingham Inggris. Sekira enam tahun menyelesaikan pendidikan, kini Raeny telah menyandang gelar doktor. Pencapain yang luar biasa oleh Raeny, tentu tidak serta merta terjadi.
Pencapaian yang membutuhkan kerja keras, dari diri sendiri dan orang-orang di sekitar (terutama orangtua). Ayahnya yang tukang becak, tidak bakal menyangka bisa sajauh itu melangkah.