Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Lalu, Apa Untungnya Bertanya "Kapan Nikah?"

20 Desember 2023   10:14 Diperbarui: 30 Desember 2023   20:45 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pernikahan. (Sumber: Freepik/master1305 via kompas.com) 

Saya yakin, dunia per-julid-an selalu ada di setiap masa---hehehe. Dari jaman serba manual, sampai jaman yang dibilang serba digital saat ini. Secanggih apapun masa, sifat manusianya tidak berubah. Yaitu tetap dibekali ego, memiliki nafsu, dan tergoda dengan sifat tidak terpuji lainnya.

Itulah, yang akan membedakan satu (manusia) dengan yang lain. Tentang pengelolaan ego, tentang mengunggulkan sikap baik dan simpati. Hal-hal yang dipengaruhi, oleh perjalanan dan pengalaman hidupnya.

Kesaksian saya (soal julid) bisa dibilang valid, saya buktikan dan rasakan sendiri. Mulai dari pengalaman pribadi, sampai melihat dan mendengar kisah orang lain.

Kejadian julid dialami teman sepantaran masih membujang, teman sekantor, se-komunitas, se-pergaulan, adik kelas, keponakan, atau kenalan yang usia melewati tigapuluh tahun. Mereka adalah penerus saya, sedang mendapat giliran merasakan dijulidin.

Jengahnya, keselnya, sebelnya, merahnya kuping. Sungguh, saya dulu mengalami. Pernah ada kejadian, saya sampai tidak berani mudik lebaran. Demi menghindari kumpul dan ketemu keluarga besar, demi tidak mendengar pertanyaan-pertanyaan menyebalkan.

----

sumber gambar ; tribun batam
sumber gambar ; tribun batam

Adalah pertanyaan "Kapan nikah".

Sebenarnya sih, tak ada yang salah dengan pertanyaan itu.  Tetapi waktu dan tempat yang tidak tepat, membuat pertanyaan itu terasa menghunjam. Ditambah nada menyelidik, gesture tak bersahabat, sorot mata menelisik, mimik muka kecut, seringai tak ramah dimunculkan.

Cukuplah semuanya menjadi kesimpulan, bahwa ada niat jahat di benak si penanya. Nada julid penuh muslihat itu, niscaya sangat dirasakan orang yang ditanya. Aroma tak sedap dan maksud menjatuhkan, tak bakalan bisa disembunyikan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun