Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lebih Dekat dengan Karak Bratan Mbah Sastro

24 Agustus 2023   10:46 Diperbarui: 24 Agustus 2023   10:46 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan saya ke Solo Jawa Tengah beberapa waktu lalu, menjadi perjalanan yang mengesankan. Pasalnya bersama rombongan Jelajah Gizi 2023, kami mengunjungi pelaku UMKM bidang kuliner. Salah satunya adalah Karak Bratan Mbah sastro, di desa Laweyan Surakarta.

Karak bukan makanan asing bagi saya, sejak kecil sudah sangat akrab. Di kampung saya, banyak yang menjual kerupuk jenis ini. Hanya penyebutannya saja yang berbeda, di kampung halaman saya bisa disebut lempeng.

Kerupuk berbahan nasi, kemudian dicampur bawang dan garam dan dikukus. Setelah itu ditumbuk sampai halus, dibentuk kotak segi empat. Kemudian diiris tipis-tipis, dan dijemur sampai kering. Ada tetangga saya pembuat lempeng, kalau siang di halaman rumah penuh jemuran calon kerupuk.

Sebaiknya memastikan proses menjemur sampai benar kering, karena bisa mengembang sempurna saat digoreng. Jaman saya masih SD, kerupuk dijual sangat terjangkau. Satu kerupuk, dibandrol 5 rupiah saja.

Karak Bratan Mbah Sastro, lumayan kruk dan gurih. Mbah Sastro (almarhum) merintis usaha krupuk ini, setelah pengumandangan proklamasi kemerdekaan. Sempat berhenti di tahun 80-an, karena generasi kedua kurang tertarik di bidang karak. Di awal tahun 90-an, baru diteruskan generasi ketiga sampai sekarang.

Karak sangat cocok, sebagai teman bersantap nasi putih hangat. Kalau saya akan lebih lengkap, makannya ditambah sambal kecap---hadeuh sedep banget. Kadang kalau ada pecel sayur, saya tumpangkan di atas karak.

Semasa mudanya, ibu juga membuat lempeng ala-ala. Biasanya memanfaatkan kelebihan nasi, daripada dibuang jadi dibuat lempeng. Dan hasilnya tak selezat membeli, dari tetangga yang memang pembuat lempeng.

Jujurly, makan karak bratan, mengingatkan nostalgia masa lalu. dan keseruan di Karak Bratan Mbah sastro, saya buatkan videonya di bawah ini. Semoga bermnafaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun