Ya, menikah adalah ajang melunturkan ego.
Saya sendiri mengalamai dan menjumpai masa, bahagia membuncah ketika pulang membawa makanan kesukaan istri. Meskipun di saat bersamaan, saya membelinya dengan satu satunya lembar uang dimiliki. Meskipun saya dengan kesadaran penuh, musti mengalah dan mengurungkan niat makan makanan kesukaan saya.
Saya mengalami dan merasakan kebahagiaan, setelah sekian lama menabung, kemudian hasilnya bisa membelikan barang dibutuhkan istri. Meskipun untuk tujuan ini, saya tertatih menahan kesenangan dan mengesampingkan kebutuhan untuk sendiri.
Indahnya pernikahan, indahnya masa penyesuaian, indahnya mengalahkan ego sendiri. Adalah indahnya masa-masa menjalani mahligai pernikahan. Dan keindahan itu, hanya bisa diwujudkan oleh pasangan itu sendiri.
Seganteng atau secantik paras, seberlimpah apapun kekayaan, bukanlah jaminan bahagia dan dewasa. Kalau masih ada sikap mengunggulkan diri sendiri, kalau masih ada sikap pengabaikan perasaan pasangan.
Karena esensi pernikahan, adalah ajang melunturkan ego. (semoga bermanfaat).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H