Ibadah puasa, tergolong ibadah yang sangat istimewa. Selain tidak kasat mata, puasa adalah urusan seorang hamba dengan Tuhannya. Ya, puasa ibarat ibadah rahasia. Pasalnya hanya orang yang berpuasa sendiri (dan dipersaksikan Sang Khaliq), yang mengetahui kesungguhan puasanya.Â
Ibadah puasa yang berhasil, niscaya membawa pelakunya ke level kemuliaan. Terpancar dari tindakan dan ucapan, teraplikasi melalui laku keseharian. Puasa memang rahasia dalam aksinya, tetapi output-nya bisa teridentifikasi.
Berbeda dengan ibadah lain, yang (relatif) bisa dilihat orang lain. Sehingga sebegitu mudah, disisipi bisikan setan yang tak lelah menggoda. Misalnya sedekah atau zakat, sangat mungkin disaksikan orang lain. Ketika menyerahkan zakat ke pengurus masjid, atau mengulurkan sedekah ke (misal) pengemis. Besar peluang muncul benih riya, berharap puji puja orang yang melihatnya.
Misalnya menunaikan umroh atau haji, ibadah yang sangat bisa dirasuki hasrat pamer atau riya. Membagikan foto dan atau video, agar dikomentari dan dilabeli sebagai orang soleh solihah.
Sementara puasa sungguh unik, amalan yang sama sekali tidak tampak di bola mata. Orang lain akan kesulitan, mengira apakah seseorang sedang puasa atau tidak. Karena orang tidak puasa, bisa mengaku dirinya berpuasa. Atau memang niat puasa, siang hari ngumpet untuk makan, setelah itu mengaku puasa.
Memang, puasa tidak terlihat di mata awam. Tetapi kemungkinan gagalnya, tetap saja tak bisa dihindarkan. Menjadi tugas manusia, menggali ilmu dan mempelajarinya, serta taat menjalankan syariat.
----
Ustad Budi Ashari, Lc dalam sebuah kajian, beliau menjelasakan alasan Ramadan menjadi bulan yang dimuliakan. Karena di dalamnya kitab suci Al Quran diturunkan. Kitab yang menjadi petunjuk, penjelas dan pembeda orang beriman dan tidak beriman.
Meski demikian Alloh SWT memberi kemudahan bukan kesukaran, bagi yang sakit atau dalam safar/ perjalanan bisa membatalkan puasa dan menggantinya di hari lain. Karena puasa ditujukan untuk orang-orang yang beriman, maka Quran mengawalinya dengan sebutan "Ya Ayyuhalladzina Amanu" -- wahai orang-orang yang beriman.