Kompasianer, saya yakin sudah pada familiar dengan stasiun Cikarang. Stasiun paling timur dibawah pengelolaan KAI Commuter, termasuk Daop (daerah operasi) 1 Jakarta.  Stasiun ini kini tampak semakin keren, tak ubahnya stasiun-stasiun lain di kawasan Jabodetabek.
Kamis di penghujung bulan Maret 2022, saya berkesempatan hadir menyaksikan peresmian stasiun Cikarang, oleh Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani bersama Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi. Â Setelah rampung pembangunan dua tahap, Â tahap pertama untuk sisi selatan (2013- 2015) dan tahap kedua pembangunan sisi utara (2019-2021).
Bener-bener saya merasakan stasiun kereta, tak beda jauh dengan atmosfir Bandara. Selain fasilitas yang semakin lengkap, kini telah melayani berbagai perjalanan kereta.Â
Dalam sambutannya Menkeu menyampaikan, bahwa pembangunan  stasiun Cikarang menggunakan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), menjadi skema pendanaan kreatif (creative financing) yang dilakukan pemerintah di tengah keterbatasan APBN. Di kesempatan berikutnya Menhub menambahkan, bahwa melalui SBSN kegiatan pembangunan dari rakyat untuk rakyat bisa dilakukan. Hal ini bisa dilihat salah satunya dari kondisi stasiun yang semakin bagus, sehingga manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat.
Saya mengaminkan soal kenyamanan tersebut.
Stasiun Cikarang dengan dua lantai sangat megah, lantai 1 memiliki fasilitas emplasement, untuk naik turun pengguna KRL, KA Lokal dan KA Jarak Jauh. Sementara di lantai 2, dimanfaatkan sebagai fasilias pelayanan pengguna dan area komersil. Â Sebagai penghubung du lantai, disediakan empat lift, empat eskalator, dan tangga manual.
Fasilitas penunjang lainnya, adalah musola, toilet (pria/wanita/disabilitas), pos kesehatan, ruang laktasi, loket KRL, loket KA jarak Jauh dan KA Lokal. Gate elektronik, parkir kendaraan bermotor, ruang petugas pengamanan serta berbagai ruang kantor.
Peresmian Stasiun Cikarang
Kompasianer, pembangunan Stasiun Cikarang adalah bagian dari Proyek Double - Double Track (DDT) Manggarai -- Cikarang. Dibangun oleh Ditjen Perkeretaapian (DJKA) Â Kemenhub, pembangunan proyek yang direncanakan 20 tahun lalu dan baru diwujudkan sekarang.
Kini stasiun Cikarang dilakukan penambahan jalur, yaitu 1- 4 jalur untuk KRL, jalur 5 -- 8 untuk layanan operasional KA Lokal dan KA Jarak Jauh. Stasiun juga terintegrasi baik intermoda maupun antarmoda. Konektivitas intermoda diakomodir dengan gate tiket terpisah, yang berada di hall lantai 2. Sedangkan konektifitas antarmoda, nantinya dioperasikan layanan bus Damri dan Bus Pengumpan wilayah Jababeka.
Stasiun Cikarang  dengan kondisi terbaru, siap melayani 24 perjalanan KA jarak jauh tercatat rata-rata 400 orang per hari. Memiliki 12 perjalanan KA lokal, sebelumnya melayani 500 penumpang/ hari meningkat menjadi 2000-3000 penumpang/ hari. Dan memiliki 92 perjalanan kereta api komuter, semula melayani 5000 penumpang/ hari meningkat hingga 28.000 penumpang/ hari.
Masih menurut Menkeu, pendanaan melalui SBSN telah menghasilkan sejumlah infrastruktur seperti stasiun kereta api yang selanjutnya menjadi aset negara. Keberadaan fasilitas publik ini, sekaligus bentuk akuntabilitas publik.
Artinya masyarakat bisa melihat sendiri hasilnya, dalam hal ini terwujud melalui infrastruktur perkeretaapian. Dari moda transportasi kereta api, diharapkan masyarakat memiliki kegiatan produktif guna meningkatkan kualitas kehidupan.
Soal kenyamanan, saya sempat berbincang dengan seorang calon penumpang. Kamis jelang malam, anak muda ini hendak mudik ke daerah Jawa Tengah. Bahwa dengan layanan KA Jarak Jauh di stasiun Cikarang, merasa semakin dimudahkan. Karena sebelumnya, kalau mudik musti naik kereta dari Stasiun Senen.
Saya melihat binar bahagia, di wajah calon pengguna KA Jarak Jauh ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H