Kini stasiun Cikarang dilakukan penambahan jalur, yaitu 1- 4 jalur untuk KRL, jalur 5 -- 8 untuk layanan operasional KA Lokal dan KA Jarak Jauh. Stasiun juga terintegrasi baik intermoda maupun antarmoda. Konektivitas intermoda diakomodir dengan gate tiket terpisah, yang berada di hall lantai 2. Sedangkan konektifitas antarmoda, nantinya dioperasikan layanan bus Damri dan Bus Pengumpan wilayah Jababeka.
Stasiun Cikarang  dengan kondisi terbaru, siap melayani 24 perjalanan KA jarak jauh tercatat rata-rata 400 orang per hari. Memiliki 12 perjalanan KA lokal, sebelumnya melayani 500 penumpang/ hari meningkat menjadi 2000-3000 penumpang/ hari. Dan memiliki 92 perjalanan kereta api komuter, semula melayani 5000 penumpang/ hari meningkat hingga 28.000 penumpang/ hari.
Masih menurut Menkeu, pendanaan melalui SBSN telah menghasilkan sejumlah infrastruktur seperti stasiun kereta api yang selanjutnya menjadi aset negara. Keberadaan fasilitas publik ini, sekaligus bentuk akuntabilitas publik.
Artinya masyarakat bisa melihat sendiri hasilnya, dalam hal ini terwujud melalui infrastruktur perkeretaapian. Dari moda transportasi kereta api, diharapkan masyarakat memiliki kegiatan produktif guna meningkatkan kualitas kehidupan.
Soal kenyamanan, saya sempat berbincang dengan seorang calon penumpang. Kamis jelang malam, anak muda ini hendak mudik ke daerah Jawa Tengah. Bahwa dengan layanan KA Jarak Jauh di stasiun Cikarang, merasa semakin dimudahkan. Karena sebelumnya, kalau mudik musti naik kereta dari Stasiun Senen.
Saya melihat binar bahagia, di wajah calon pengguna KA Jarak Jauh ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H