Hari Jumat adalah hari penuh keberkahan, hari yang dimanfaatkan (sebagian orang) untuk berbagi. Gerakan berbagi nasi kotak/ bungkus relatif masif, dilakukan berbagai pihak baik menjelang atau setelah sholat Jumat.
Saya mendapati kegiatan berbagi di hari Jumat, di beberapa masjid besar di Tangsel. Ada donatur rutin, bersedia menanggung pengadaan makanan. Kegiatan semisal juga dilakukan komunitas atau perorangan, biasanya berkeliling membagikan ke pekerja di jalanan.
Fenomena bagus ini perlu didukung dan disebarkan, mengingat moment jumat hanya sekali dalam sepekan. Bahwa siapapun bisa berbagi, sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing.
Sementara ada persepsi, bahwa urusan berbagi adalah urusan orang berpunya. Tetapi faktanya tidak sepenuhnya demikian, banyak orang kaya justru tidak tergerak  berbagi.
Menurut saya, berbagi tidak ada kaitan sama sekali dengan kaya atau miskin. Berbagi terkait erat, dengan mental dan ketergerakan hati.
Bagi hati tergerak akan dilanda gelisah, berusaha mencari cara agar bisa berbagi. Hati yang tergerak, terpacu menemukan cara demi meluluskan niatnya berbagi.
-----
Ustad Budi Ashari Lc dalam kajiannya, sungguh mencerahkan perihal keutamaan berbagi. Ustad yang pakar sejarah islam menyampaikan, bahwa setiap orang dikarunia kemampuan. Dari masing-masing kemampuan tersebut, bisa dijadikan kendaraan untuk menebarkan kemanfaatan.
Ada orang yang dikaruniai kemampuan secara finansial, ada yang punya kemampuan dalam networking, ada yang mampu dari sisi waktu dan tenaga, ada yang ahli masak, mengajar, mengobati dan lain sebagainya.