Dalam kesempitan tersebut, sebenarnya pintu kesempatan sedang dibukakan. Suami bisa membuktikan, bahwa dirinya lelaki yang bertanggung jawab.
Caranya dengan tak gampang patah harapan, tak henti berusaha semampu dan sekuasanya. Setelah segenap usaha itu dikerahkan, biarkan semesta bertugas mempersembahkan keajaiban.
Bagi suami dengan istri berpenghasilan tinggi, Â bukan alasan untuk berleha-leha. Jangan memanfaatkan kondisi tersebut, untuk bermalas-malasan.
Karena fitrah kepemimpinan tetap ada di pundak suami, kalau (fitrah itu) ditanggalkan resikonya adalah harga diri.
Jadi dengan tetap berusaha, lelaki sedang menunjukkan dirinya memiliki harga diri.
---
Rasulullah sepulang dari perang tabuk, melihat lelaki  sedang kelelahan di sudut kota Madinah. Lelaki dengan kulit merah kehitaman , terpanggang matahari sementara dua tangannya tampak melepuh.
Rasulullah bertanya "Kenapa tanganmu kasar sekali?"
"Wahai Rasulullah, pekerjaanku membelah batu setiap hari. Kemudian saya jual ke pasar, hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya di rumah".
Rasul mengenggam tangan itu dan menciumnya, seraya bersabda,
"Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka selama-lamanya"