Menurut saya menerima kemenangan lebih mudah, sementara justru di posisi kalah kita perlu mempersiapkan diri.
------
Kekalahan di lomba menulis, kalau saya renungi ibarat kekalahan dalam kehidupan yang lebih luas.
Awalnya rasa kecewa atau marah yang dalam, sangat manusiawi apabila bermunculan.
Tetapi setelah fase itu terlewati, biasanya kita akan menemukan sikap menerima keadaan. Ketika hati ini berdamai, terasa lebih plong dan lega.
Di masa wabah berseliweran kabar duka, nama-nama yang sudah kita kenal dengan baik, mendadak menjadi almarhum/ almarhumah.
Rasanya hati ini hancur bekeping, langit seolah hendak runtuh.
Tetapi hakikat manusia dimuliakan oleh Sang Khaliq, kekalahan (atau ujian) yang menimpa tak melebih batas kemampuan.
Kita sangat mungkin, meraup hikmah sabar dan hikmah lebih bijak menyikapi keadaan. Betapa kekalahan yang disikapi dengan baik, ternyata ujungnya adalah kemenangan.
Ya, kekalahan yang memenangkan.