Seharian kemarin sampai pagi ini, ada yang berbeda dan bermunculan di timeline medsos saya. Yaitu postingan screenshort para orangtua, soal pengumuman SBMPTN .
Rasa gembira mereka (ayah dan bunda) Â jelas tergambarkan, melalui kalimat di caption perihal kabar kelulusan anak di kampus negeri terkemuka.
Kebahagiaan yang sangat wajar, sebagai orangtua saya bisa merasakan kebahagiaan itu. Bayangkan setelah jatuh bangun, jatuh lagi dan bangun lagi mendidik buah hati.
Maka kabar kelulusan anak tersebut, pasti membuncahkan hati. Saya terbayang, rasa capek, peluh keringat  serta pengorbanan orangtua seperti menguap begitu saja.
Saya pun kelak, bisa jadi bersikap serupa.
-----
Pandemi membawa perubahan, seluruh sektor kehidupan terkena dampaknya. Semesta seolah "memaksa" manusia, belajar dan mengambil hikmah dari kejadian ini.
Mungkin saja selama ini kita terlanjur abai, larut dalam kenyamanan dirasakan. Sehingga hati perlahan-lahan mengeras, tidak lagi peka dengan isyarat alam maya.
Pandemi menganugerahi keleluasaan waktu, setelah sebelumnya sebagian keseharian kita diisi dengan deretan kesibukan.
Rutintias berangkat ngantor saat adzan subuh berkumandang, kembali ke rumah setelah larut datang. Kini tak terjadi lagi.
Jadwal meeting yang sambung menyambung, tak jarang membuat ritual ibadah (sengaja atau tidak) terlewatkan atau dilewatkan.