Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Mengirim Anak Belajar ke Pondok Pesantren

8 Juni 2021   10:32 Diperbarui: 9 Juni 2021   13:06 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pondok pesantren (Dokumentasi pribadi)

Agar uang khusus persiapan mondok tak bercampur, kami memisahkan teresendiri. Dan kadang rejeki datang tak disangka, sebelum duabelas bulan kebutuhan dana sudah tercukupi.

Mencari Kenalan Ustad atau Wali Santri

Begitu sudah menentukan pondok yang dituju, sebaiknya kita memegang satu nama ustad. Tujuannya untuk update informasi terkait pendaftaran, termasuk minta saran pendapat sekira kita masih belum paham.

Demikian pula usahakan kenal dengan calon wali santri lain, yang punya tujuan di pondok yang sama dengan kita. Biasanya kita bisa menemui secara tak sengaja, saat sama-sama hunting pondok.

Memiliki kenalan sesama calon wali santri, bisa untuk saling mengingatkan dan membantu. 

Bisa janjian ketika hendak berangkat test, kadang bisa saling meminjam peralatan yang belum siap.

Menyediakan Pilihan Alternatif

Masuk pondok disyaratkan dengan tes, dan kemungkinan diterima masih fifty- fifty. Sebaiknya jangan terpaku pada satu pondok saja, cari pilihan kedua dengan grade setara atau seimbang dengan pilihan pertama.

Saya dulu untuk pilihan pertama, adalah pondok dengan sistem beasiswa. Kemudian pilihan kedua, pondok berbayar (sesuai kemampuan) yang ada pelajaran kitab kuning (anak tertarik belajar kitab kuning).

Di pondok pilihan pertama seleksi sangat ketat, dari ratusan pendaftar tersaring 30 anak. Anak ikut tersaring dan 30 nama masuk karantina, dipilih 15 dan nama anak saya tidak masuk.

Untungnya kami menyiapkan pilihan kedua, meski ada rasa sedih dan kecewa tetapi kami tidak terlalu bingung.

Pondok pesantren (Dokumentasi pribadi)
Pondok pesantren (Dokumentasi pribadi)
----

Mengirim anak belajar ke pondok pasti ada suka dukanya, tetapi kami menganggap sebagai bagian dari proses yang musti dijalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun