Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Mengirim Anak Belajar ke Pondok Pesantren

8 Juni 2021   10:32 Diperbarui: 9 Juni 2021   13:06 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips memilih pondok pesantren untuk anak (Dokumentasi pribadi)

Bulan Juni identik dengan tahun ajaran baru, sebaiknya Kompasianer menyimak tips terkait memilih sekolah. Tips bisa didapatkan dari saudara, teman, kerabat, atau siapapun yang pernah mengalami.

Kebetulan saya mengirim anak belajar ke pesantren, sekira ada yang punya rencana semisal. Monggo semoga artikel ini bermanfaat.

---

Sependek pengalaman, mengirim anak belajar ke pondok pesantren tidak bisa tiba-tiba. Kita orangtua musti menyiapkan jauh hari, kemudian dua pihak (anak dan ortu) menyepakati.

Kata sepakat penting, guna menghindari jangan sampai mondok putus ditengah jalan. Mengingat belajar di pondok, anak musti tinggal di asrama bertahun tahun.

Ibarat kata, effort belajar di pondok musti disiapkan lebih. Baik secara mental atau finansial, keduanya (setertatih apapun) musti sejalan.

Saya masih ingat wejangan kepala pondok, di hari pertama kami menyerahkan anak. Menurut beliau nyantri itu kuat-kuatan, artinya orangtua dan anak (keduanya) musti saling menguatkan.

Bisa jadi orangtuanya tidak kuat, atau sebaliknya si anak yang tidak kuat. Entah atas alasan apapun, yang membuat belajar di pondok terpaksa berhenti.

Apalagi kalau masuk pondok dari jenjang SMP, notabene anak berada di masa peralihan dari kanak-kanak menuju puber.

Saya dan istri mengalami hal demikian, mencari segala cara agar anak betah dan bertahan.

Hal ini tidak kami sendiri menghadapi, seiring waktu berjalan ada anak bertahan satu tahun, ada juga yang berhenti di tahun kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun