
Kemudian setelah berhenti menangis, barulah anak diajak bicara dengan bahasa yang dipahami.
Untuk mencegah kejadian semisal berulang, buat kesepakatan dengan anak, tentang apa yang boleh dan tidak boleh sebelum pergi.
Jangan lupa sertakan konsekuensi yang diterima anak (atau orangtua), apabila terjadi pelanggaran kesepakatan bersama.
Hukuman berbeda dengan konsekuensi. Pada konsekuensi ada komunikasi diawal, sehingga setiap pihak memiliki kesadaran menjalankan kesepakatan.
-----
Belajar dari pengalaman dan menyimak penjelasan ahli, saya sepakat bahwa iming --iming bukan cara ideal mengatasi anak rewel.
Kemungkinan anak mengulang kesalahan yang sama, sangat mungkin terjadi dengan strategi iming-iming.
Tetapi menghukum anak dampaknya kurang baik, bisa menimbulkan trauma bisa merenggangkan hubungan anak dan orangtua.
Anak takut atau enggan berkomunikasi dengan orangtua, bisa jadi karena perlakuan tak enak didapatkan dari orangtua.
Dan saya setuju, bahwa konsekuensi bisa menjadi cara paling efektif. Anak berusaha tidak mengulangi kesalahan atas  kesadarannya sendiri.