Mengenal, berkawan, bergaul, Â berinteraksi di lingkaran teman-teman penulis dan atau blogger. Setidaknya saya menarik kesimpulan, ada dua kubu (baca ; pendapat) muncul terkait metode menulis.
Ada yang berpendapat, lebih baik jarang menulis tetapi sekali menulis langsung bagus. Ada pendapat lain mengemuka, lebih baik rutin menulis sekalian mengasah kemampuan.
Kawan yang jarang menulis (termasuk ngepost di blog), setau saya lebih banyak dibandingkan yang rajin. Alasan dikemukakan, adalah ingin menghasilkan tulisan yang berkualitas.
Jarangnya  nulis dan atau ngepost artikel, tersebab melakukan riset atau survey dan atau (kalau perlu) wawancara. Agar setiap tulisan dihasilkan berbobot, memiliki tingkat akurasi yang valid.
Semoga demikian adanya, bukan alasan saja yes.
Sedangkan penulis yang rajin, setau saya secara kasat mata tidaklah banyak jumlahnya. Di kalangan Kompasianer, saya menandai beberapa nama konsisten.
Hanya perjalanan waktu yang bisa membuktikan, tampak dari kesinambungan dan rutinitas berkarya.
Konon pekerjaan menulis, terkait erat dengan ide dan mood. Ada tipe orang, Â gagasan atau ide menulis tidak bisa muncul kalau dipaksakan menulis saban waktu.
Sementara penulis dengan tipe sebaliknya (yang rajin), dari melihat, mendengar, membaca apapun bisa meraup dan mengolah rasa menjadi ide menulis.
Dari dua pendapat ini, Kompasianer termasuk ada di kubu yang mana?
----