Saya melihat keseriusan team, menyiapkan SoB dengan totalitas yang tinggi. Berusaha keras menghadirkan alat musik, sesuai di pahatan relief candi.
Setidaknya 17 jenis dawai atau alat musik petik yang dibuat ulang, proses rekonstruksi tidak sekali jadi. Tiga buah dawai tahap pertama dibuat tahun 2016, terpaksa diperlakukan sebagai dummy.
Kemudian diperiksa ulang dari segi organologinya, dan tahun 2018 dibuat 17 model alat musik berdawai oleh Luthier profesional. Dawai dibuat menggunakan standarisasi Concert Grade.
Karena kalau ketipisan hasilnya pecah dan gagal dibakar, tetapi kalau terlampau tebal juga tidak mungkin. Untuk gerabah berbentuk guci pendek, musti dipasangi membran pada mulutnya.
Menurut Trie, untuk sementara waktu sudah terkumpul 195-an alat, dan sangat mungkin bertambah lebih banyak, seiring dengan temuan-temuan berikutnya.
Ada beberapa alat musik yang belum diketahui nama, sehingga dibutuhkan referensi dari prasasti sejaman. Atau mencari berbagai catatan dan jurnal ilmiah arkeolog dunia, ibarat mencari seberkas sinar di ruang gelap.
Membaca catatan Trie Utama, membuat saya terkagum-kagum akan temuan alat musik  masa silam. Ada lho alat musik berdawai biasa disebut WINA atau MANDELI dalam kategori TATA VADYA.  Sementara gendang tanah liat atau sound pot disebut MRDANG, kenong-bonang atau talempong disebut BREKUK, ceng ceng atau simbal disebut REGANG -- nama-nama tersebut belum familiar di telinga saya.
Masih ada lagi nih, alat tiup dalam kategori SUSHIRA VADYA, alat-alatnya biasa disebut WAMSI atau BANGSI. Kemudian alat tabuh dengan membran adalah kategori AVADANA VADYA dan alat-alatnya biasa disebut MURAWA, KENDANG, PATAHA, PADAHI.
Dan masih banyak alat musik jenis lainnya.
Ternyata, walaupun sudah berselang 13 abad -- seribu tiga ratus tahun -, masih banyak sekali alat-alat musik yang masih eksis dan dipakai sampai hari ini, baik di Indonesia maupun di dunia. Bentuknya relatif masih sama, atau minimal berkembang dari suatu bentuk yang dapat dikatakan serupa dengan pahatan masa silam di candi Borobudur.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!