Jujur nih, beberapa tahun terakhir sikap saya bergeser menyikapi pergantian tahun. Mungkin karena pengaruh umur, saya tidak terlalu mudah terbawa euforia. Terhitung empat puluh tahun lebih merasakan peralihan tahun, kalau diresapi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan hari biasa lainnya.
Tetapi sikap demikian, tidak saya paksakan kepada istri dan anak-anak. Si Sulung tetap saya ijinkan, ketika pamit berkumpul dengan teman- temannya. Mereka anak-anak seumuran mulai beranjak besar, bakar-bakar jagung menjelang datang tahun baru. Sementara adiknya, memilih menginap di rumah budenya (kakak dari ibunya).
Tetapi ada satu hal tetap saya pertahankan, adalah melangitkan doa pengharapan untuk tahun yang akan berjalan. Kita manusia hidup musti memiliki harapan, agar bertumbuh daya juang dan terpacu usaha mempertahankan cita-cita. Dan harapan itu kini, lebih saya tujukan untuk anak-anak. Mereka masih panjang perjalanan ke masa depan.
Inilah Empat harapanku di tahun 2021
Sehat Wal'afiat Jiwa dan Raga
Nikmat setelah Iman (dan Islam) Â adalah sehat, sehat adalah modal melewati hari menjalani kegiatan. Sehat menjadi kata kunci, yang membuat kita lebih bisa melakukan aneka aktivitas. Maka saya memaksa diri sendiri, rutin berolah raga sesuai dengan usia. Saya memilih jogging dikombinasi jalan cepat, biasanya mengitari danau tak jauh dari tempat tinggal.
Apalagi saya pernah berada di titik terendah, badan ini pernah sakit dan sangat kepayahan. Pada kondisi demikian saya seperti menemukan titik balik, lekas bangkit menata pola makan dan gaya hidup. Keputusan besar yang sebelumnya sangat sulit saya ambil, akibat ego yang tak kalah besarnya.
Tahun ini terhitung tahun kelima saya mempertahankan gaya hidup, dan jatuh bangun terus mewarnai perjalanan. Tahun 2020 saya sempat periksa, menurut dokter tensi darah sempat tinggi. Sejak saat itu, saya lebih ketat lagi menjaga konsumsi. Dan ada minuman herbal rutin dikonsumsi, sejauh ini dampak dirasakan cukup baik.
Maka di tahun 2021, sehat menjadi pengharapan yang ditautkan. Agar sepanjang tahun ini, saya bisa mengerjakan lebih banyak hal. Mempersembahan nafkah terbaik untuk keluarga, sebagai bukti tanggung jawab seorang kepala keluarga.
Pandemi Segera Pergi dan Anak anak Bisa ke Sekolah
Saya bisa merasakan kebosanan sulung saya, yang sudah kelamaan belajar dari rumah. Biasanya anak ini ada belajar di Pondok, pulang ke rumah belum tentu tiga bulan sekali. Tetapi akibat Pandemi, terpaksa mengikuti semua pelajaran dari rumah.
Menjelang pergantian tahun, melalui WAG Pondok sempat ada pengumuman tanggal kembali ke Pesantren. Selaku orangtua saya senang, ketika mendapati anak cukup antusias. Tetapi mendekati hari kembali ke Pondok, ternyata jadwal diundur mengingat pandemi yang belum sepenuhnya selesai.
Apalah daya manusia, kecuali menjalani ketentuan dari pemilik semesta.Â
Lebih Produktif
Pada tahun 2020 saya menggawangi komunitas, berbagai kegiatan telah kami lakukan. Maka di tahun 2021 saya tetap ingin berkegiatan, tentunya lebih bervariasi dan lebih intens. Meskipun dalam keterbatasan, saya ingin lebih produktif dibanding tahun 2020. Saya ingin memperluas jaringan pertemanan, untuk berkreasi dan menggali lebih banyak ide.