Berapa banyak orang yang membuat celaka anak-anaknya di dunia dan akhirat. Dikarenakan dia mengabaikannya, meninggalkan taqdib (hal hal yang membuat anak beradab). Dikarenakan dia membantu syhawatnya, tetapi orang ini menduga, dia sedang memuliakan anaknya.Â
Dia menduga menyayangi padahal mendholimi anaknya. Maka hilanglah manfaat dari anaknya, dan menghilangkan jatahnya di dunia dan akhirat.  Kerusakan pada anak, penyebab utamanya datang dari para ayah.
Imam Ibnu Qayyim
Membuka hari ini, tepat di hari ayah (12/11/20).Â
Saya dipertemukan dengan sebuah kajian (via youtube), dari seorang Ustad yang juga pakar sejarah Islam.
Menyimak dan meresapi isi kajian, saya seperti ditampar bolak balik. Saya seperti diajak melihat merasakan, dan tentunya mengalami sendiri (sebagai seorang ayah). Bahwa telah terjadi kesalahpahaman pada ayah, perihal kepengasuhan yang bermula dari tidak cukupnya ilmu si ayah.
Hal yang paling sederhana (misalnya) ketika hari ulang tahun anak, ayah membelikan mainan yang tidak bermanfaat (game).
Ayah tanpa ilmu, menganggap membelikan hadiah tersebut benar dan tepat. Buktinya anak senang, begitu menikmati mainan di tangannya. Tanpa sadar dampaknya, sangat mungkin lebih banyak mudhorot dibanding manfaat.
Pengalaman saya, meski orangtua dan anak bersepakat masalah waktu bermain. Tidak jarang anak masih menawar, bahkan kadang sembunyi sembunyi main games. (salah kita orangtua menyediakan).