Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memaafkan Itu Sulit Tapi di Situ Cerminan Kualitas Diri

22 Mei 2020   14:47 Diperbarui: 22 Mei 2020   14:48 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber | pijarpsikologi.com

Sewaktu belum merrid (alias jomblo), saya pernah dibuat sakit hati dengan salah satu saudara jauh. Saudara satu ini, kerap tidak padang tempat dan situasi kalau nyeplos atau nyeletuk sesuatu.

Kesendirian saya di usia mendekati tigapuluh, rupanya menjadi bahan olokannya. Saudara yang umurnya jauh di atas saya ini, kerap mengungkit status saya yang dianggap telat nikah.

Pernah saya berpikir dan mencerna dengan seksama, apa salah saya sehingga orang ini terusik dan ingin mengusik saya.

Saya mengira, kala itu secara karir saya relatif di atas beliau. Kebetulan bapak ini tidak bekerja, nyaris tidak ada penghasilan tetap.

Atas dasar itu, bisa jadi beliau merasa, saya dipandang tidak menyenangkan. Padahal seingat saya, saya tidak pernah menyinggung keadaannya.

Saya tidak ada terbersit niat atau upaya, ingin menjatuhkan martabatnya di hadapan istri atau anak-anak. Tapi dalamnya hati orang siapa yang tahu, dan saya tidak menjamin semua orang senang dengan saya.

"Lha kamu, seumur gini betah jadi bujangan. Padahal adik kelas sudah pada nikah".

"Kamu itu, mbok ya mikir kapan nikah".

"Percuma pinter nyari duit, kalau nggak pinter nyari istri"

Kalimat- kalimat tak mengenakkan kerap dilontarkan, mungkin Kompasianer (yang bujang) pernah mengalami atau merasakan sendiri.

Untuk celetukan celetukan tak menyenangkan itu, punya dampak cukup fatal. Rasa hormat saya kepadanya luntur.  Sebagai saudara yang lebih muda, saya tidak punya rasa segan atau tidak enakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun