Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sudahlah Manut Saja, #JanganMudikDulu

21 Mei 2020   13:17 Diperbarui: 21 Mei 2020   13:15 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejauh ingatan saya, baru tahun ini ibu meminta kami tidak mudik. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, beliau paling giat minta anak-anaknya kumpul saat lebaran.

Ibu sangat paham jadwal pembelian tiket kereta, sehingga kami biasanya ditanya tiga bulan mundur dari tanggal datangnya hari raya.

Mungkin permintaan untuk tidak mudik, sekilas terasa aneh dan tidak biasa. Tapi situasi dan kondisi, berlangsung seperti demikian adanya. Budaya turun temurun itu (mudik), sementara terpaksa tidak bisa ditunaikan.

"Wis, nggak usah mudik ora popo" suara ibu dari seberang

Bicara sedih semua pasti merasakan, bicara kangen semua juga memendam kangen. Apalagi bagi yang orangtua sudah sepuh, bisa sungkem adalah kesempatan emas.

Tetapi lebih dari itu semua, adalah demi kebaikan untuk semua pihak. Ibu saya, mengerti resiko besar apabila anaknya tetap ngotot pulang.

Tidak ingin kan, kita menjadi perantara virus bagi orangtua atau saudara di kampung. Kita yang muda (misalnya) dengan daya imun kuat, berinteraksi dengan orang sudah sepuh.

Mereka yang notabene kaum rentan, memiliki imun yang tidak seperkasa kaum muda. Sangat mungkin terjadi persilangan virus, yang itu tidak disadari.

dokpri
dokpri
Etapi jangankan soal mudik, sholat jumat dan tarawehpun ditiadakan di masjid dekat rumah. Terhitung sampai taraweh semalam, saya masih berjamaah dengan anak-anak dan istri.

Kemudian tadarus bareng anak lanang, selama Ramadan kami bersepakat menjalankan one day one juz (alhamdulillah sekrang sudah juz 28, sedang ibunya tidak bisa ikut karena siklus bulanan perempuan).

Ramadan ini, sungguh terasa istimewa. Selain kondisinya yang tidak biasa, kita juga diajak untuk merenung dan menyesuaikan diri. Terhadap hal-hal, yang ada di luar kuasa dan keinginan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun