Belakangan viral video di FB Group, opang (ojek pangkalan) sedang bersitegang dengan penumpangnya. Si opang minta ongkos 250ribu per motor, untuk jarak tempuh dari terminal Kalideres ke Tanjung Duren. Sementara ada tiga motor disewa, berarti kalau ditotal pengguna opang musti membayar Rp.750ribu -- mahal banget kan.
Sontak pennumpang menolak tagihan sebesar itu, tawar menawar disertai tarik urat tak juga mencapai titik temu. Dengan jengkel si penumpang terpaksa membayar 450ribu, setelah berusha keras minta turun harga lagi ( menurut saya, harga segitu masih terbilang mahal).
Dan pintarnya si penumpang, adalah mem-videokan ketika perselisihan alot berlangsung. Saya yang melihat video, sontak berpikir keras mengapa perang mulut terjadi. Bagaimana awal muasal kejadian, harga belum disepakati tetapi sudah ada transaksi.
Pertanyaan terus saja belum menemui jawaban, pasalnya dalam rekaman video diambil di pertengahan perdebatan.
Dan akhirnya beberapa hari setelahnya, saya baru mendapati pencerahan atas pertanyaan. Di FB Group yang sama, dibagikan video tiga bapak opang digelandang ke kantor polisi. Â Rasa penasaran saya tuntas, setelah mendengar penjelasan dari Bapak Polisi.
Konon si pengendara opang, menunggu pelanggan yang baru turun dari bus di terminal kalideres. Karena berebut penumpang, tidak sempat terjadi deal harga dan nego di tujuan---ini sudah salah besar.
Menurut Pak Polisi, besaran ongkos opan standar antara 50ribu -- 100 ribu dengan jarak tempuh terminal Kalideres menuju Tanjung Duren. Besaran angka 250ribu per motor, menurut opang karena musti muter muter mencari alamat.
"Tapi kan bisa nego" kilah pengendara ojek. Dan saya tetap tidak setuju !
-----------
Kisruh pengguna ojek dengan pengendara ini, mengingatkan saya pada berita viral serupa beberapa waktu lalu. Sebuah foto bon pembelian makanan, di sebuah warung di pinggir pantai daerah Banten.