"Namanya sudah emak-emak, sudah bapak-bapak, metabolisme tubuh  berbeda, jadi tubuh gendut kaya gini, ya terima saja" saya manggut-manggut mendengar kalimat masuk akal ini
"Orang, kalau sudah umur 40 tahun ke atas, telat kalau baru diet, udahlah gak usah nurunin berat badan segala," dalam hati saya menyetujui kalimat ini
Saya masih ingat, di awal-awal menjalani diet. Godaan itu datang bertubi-tubi, seolah bersekongkol untuk merobohkan tekad sudah terbangun. Kalimat atau komentar peruntuh semangat, berseliweran dari kanan kiri dan diam-diam diamini oleh diri sendiri.
Beberapa komentar dari teman akrab, bahkan sangat to the point atau tanpa tedeng aling-aling.Â
"Elo ngapain nyiksa diri pake diet segala, noh pecel ayam sama sambel tomat masih enak dimakan,"
"Badan lo pantesnya segini, jadi pas sama tinggi, kalau kurus malah jelek,"
"Badan dikurusin, makan diirit-irit kayak orang susah".
Geming saya dengan keputusan telah diambil, karena pernah merasakan tidak enaknya sakit akibat obesitas. Sakit yang belum pernah saya rasakan sebelumnya, pikiran sudah terbayang yang tidak-tidak.
-----
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/09/dscn7777-jpg-5e16f650d541df3767669f03.jpg?t=o&v=770)