Rasulullah shalllalahu alaihi wa'sallam bersabda "Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati." Â [HR. Tirmidzi 2/50, Dishahihkan Syaikh Al-Albani]
Kami berempat, sore itu mendatangi tiga titik di kawasan Ciledug. Melihat secara langsung kondisi teman yang kami kenal, menerbitkan perasaan prihatin dan empati.Â
Jalanan di sepanjang rumah warga, penuh dengan aneka barang dan perabot dalam kondisi kotor dan basah. Jalanan lembab berselimut lumpur tebal, sementara gerimis masih saja berlangsung.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/06/img-20200105-wa0016-5e13376e097f3625a26ff882.jpg?t=o&v=555)
Ada rumah terendam sampai 2,5 meter, saya melihat bekas garis air menempel di tembok teras. Sebagian besar barang siap dibuang, apalagi peralatan elektronik semua antre menjadi rongsokan.
Kami datang mengantarkan makanan siap santap, sabun cuci, cairan pembersih lantai, obat-obatan dan beberapa keperluan barang lain. Melihat senyum merekah dan ucapan terimakasih tulus, menjalarkan perasaan lega dan plong.
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/06/img20200105153319-5e133890097f36665f1a6cb2.jpg?t=o&v=555)
Tertawa yang terlalu berlebihan, selain mengeraskan hati akan menjadikan diri bebal dengan penderitaan sesama. Dan sekarang adalah waktu yang lepat, untuk berbagai dan melembutkan hati.
Korban terdampak banjir, masih membutuhkan uluran tangan kita. Yakinlah, memberi itu melegakan dan melembutkan hati. -- semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI