Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ayah Boleh Punya Hobi, tapi Jangan Egois

4 Januari 2020   17:12 Diperbarui: 5 Januari 2020   18:38 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya punya teman karib (seorang ayah), yang sangat hobi dengan ikan hias. Demi hobinya, teman ini rela merogoh dompet dan menggelorkan uang dalam jumlah tidak sedikit. Suatu hari pernah dibela-belain datang ke Jakarta, demi melihat pameran ikan hias di Cempaka Mas.

"kalo sempat aku tak mampir yo," pesannya melalui japri.

"Nggih, ditunggu," saya membalas.

Dan nyatanya tidak sempat mampir, dari stasiun teman ini langsung menuju lokasi pameran. Baru di perjalanan pulang memberi kabar, ada urusan mendadak dan tidak bisa ditinggal.

Saya dikabari (melalui chatting), teman ini membeli aquarium ukuran sedang berserta isi di dalamnya. "Lumayan harganya" jawabnya penuh rahasia, ketika saya kepo uang dikeluarkan.

Ada satu lagi teman (seumuran saya), hobi mengoleksi burung pemilik suara merdu. Ketika mudik saya sambangi rumahnya ( di kota kabupaten), tampak sangkar burung digantung berjajar rapi di teras rumah.

Sebagai tamu dan kebetulan akrab, saya mendengar kisah tentang satwa kesukaan. Ada satu burung diceritakan punya prestasi membanggakan, tentunya dalam beberapa lomba suara burung. Kemudian diceritakan juga muasal setiap burung, termasuk upaya mendapatkannya.

"Yang ini harganya tiga ratus ribu" ditunjukkan burung mungil berbulu kekuningan "Setiap lomba bisa jadi andalan, kayaknya ini burung memang membawa rejeki" ujarnya dengan nada bangga.

Sebagai orang awam burung, saya manggut-manggut tak paham. Pun ketika diperdengarkan suara si burung, indera pendengaran saya susah membedakan merdu atau tidaknya. Bagi saya semua suara burung merdu, terus kenapa yang satu juara dan yang lain tidak.

Tetapi keheranan ini tidak saya sampaikan, namanya juga awam soal suara burung. Mau protes atau dijelaskan seperti apapun, tidak bakal paham dan saya tidak ada niat menekuni.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun