Rumah atau tempat tinggal, (saya yakin) menjadi prioritas siapapun terlebih pasangan baru menikah. Saya masih ingat pelajaran semasa di bangku SD, bahwa setelah pangan dan sandang, menyusul papan menjadi kebutuhan pokok manusia.
Etapi, kehadiran era digital ada yang bikin plesetan. Konon ada satu tambahan lagi, kebutuhan penting yang musti dipenuhi. Â Guyonannya dari seorang teman, kebutuhan pokok tambahan itu adalah cas-an.
Maksudnya charge-an (atau isi daya) handphone, hehehe. Kalau dipikir ada benernya sih, kita tidak bisa lepas dari gadget dari bangun tidur sampai mau tidur, setuju kan?
Khusus untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, banyak cara dilakukan pasangan penganten baru. Misalnya (sementara) ikut tinggal di rumah orangtua atau mertua (diplesetkan Pondok Mertua Indah), atau bisa memilih untuk mengontrak (terutama bagi perantau).
Lazimnya, sembari numpang di rumah orangtua atau tinggal di kontrakan, pasangan muda bisa sambil menabung untuk bisa membeli rumah sendiri.
Pengalaman yang saya rasakan, memang cukup seru mengawali kehidupan rumah tangga dari nol. Bersama pasangan hidup, bahu membahu dan bekerjasama dari yang tidak punya apa-apa.
Kemudian mengumpulkan serupiah dua rupiah, kemudian membeli satu persatu barang atau perabit untuk mengisi rumah, Pokoknya seru.
Tanpa terasa satu setengah dekade usia pernikahan, kadang saya tidak menyangka bisa membeli barang sedemikan banyak --hehehe.
------
"Namanya berkeluarga itu, kalau sudah punya rumah itu, ibarat pohon sudah nancap dan lama-lama  tumbuh akarnya " nasehat ibu, beberapa saat setelah mbarep saya lahir.