"Daendels, itu kan nama jendral yang bikin jalan dengan cara kerja paksa" celetuk  istri, ketika ditanya perihal nama Daendels. Saya sengaja riset ala-ala, sekedar mencari tahu pendapat awam, tentang nama yang terpatri di sejarah kelam pada masa penjajahan. Pendapat istri sementara ditampung, kemudian saya membaca beberapa sumber dan mencari beberapa informasi yang semakin mencerahkan. Â
Dan akhirnya saya ketahui, ternyata ada dua nama Daendels yang hidup di waktu berbeda. Uniknya, nama keduanya dicatat sejarah terkait dengan keberadaan jalan di bumi pertiwi tercinta.
Daendels (atau A.D. Daendels) yang pertama, Â pernah menjadi asisten residen Ambal Karesidenan Bagelan (kini nama kabupaten di Kebumen) pada tahun 1838 atau 8 tahun setelah penangkapan Pangeran Diponegoro. Â Nah, yang dimaksud A.D Daendles ini, yang namanya dijadikan nama jalan di pesisir pantai selatan. Â
Sementara H.W Daendels adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda, atas rekomendasi Napoleon Bonaparte, tiba di Batavia pada 1808 (lebih dulu datang dibanding A.D Daendels ). Â Karya H.W Daendels adalah Jalan Raya Pos, membentang dari Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur. Saya berkesimpulan, yang dimaksud istri adalah nama Daendels yang kedua, karena untuk pembuatan jalan Anyer Panarukan melibatkan rakyat kecil dalam kerja paksa.Â
Bisa jadi di benak sebagian besar orang awam, akan mengingat nama Daendels dengan Daendels yang identik dengan kerja paksa ini.
----
Kulon Progo Kompas.com (5/10'19)Â -- "Pesawat berbadan lebar (wide body) mulai beroperasi di Bandar Udara Yogyakarta International (YIA) di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. ........ , YIA beroperasi mulai akhir April 2019 lalu. Bandara ini melayani penerbangan pertama pada awal Mei 2019.
---------
Jalan Daendels Selatan hanya sampai pada batas perbatasan antara DIY Yogyakarta dengan Provinsi Jawa Tengah. Batas tersebut berada di daerah Temon, Kulonprogo yang kabarnya akan menjadi lokasi bandara baru untuk Yogyakarta -- GoodNews- From Indonesia (17/5'16)
Saya turut bahagia, mendengar dan membaca kabar beroperasinya YIA. Artinya peluang besar berkembangnya sektor pariwisata Yogyakarta, rasanya sudah ada di depan mata. Dan saya yakin, YIA akan menjadi gerbang, Â masuknya wisnus dan wisman yang hendak datang ke DIY melalui jalur udara.