Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebenarnya, Jodoh Itu Ada (atau Sudah) di Dekat

6 Oktober 2019   19:11 Diperbarui: 6 Oktober 2019   20:06 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi saya melihat sisi baiknya, dari cuitan di medsos, ternyata bisa jadi muasal ajang saling mencari, mengenal dan menjajaki calon pasangan yang dikira cocok. Mengingat beberapa twet yang saya baca, kadang menjadi thread panjang dan berbalas cuitan bernada keseriusan.

dokpri
dokpri
Di sisi lain, saya jadi tahu bahwa di masa apapun, urusan menemukan tambatan hati memang bukan perkara mudah. Masa saya masih tahap mencari, banyak teman sebaya dan lebih tua juga belum menemukan jodohnya. Kini ketika selepas masa bujang lewat, kejadian sama seperti berulang dan berputar. 

Banyak diantara kenalan, teman, sahabat, saudara, kerabat, atau diri kita sendiri, kurang mulus mendapatkan hati orang dipuja. Padahal, secara fisik enak dipandang mata. Punya perawakan keren, dengan tinggi dan berat badan proporsional, memiliki paras tampan atau cantik dan sebagainya.

Kesan baik itu penting, tetapi jauh lebih penting, menjaga agar tetap baik di kesan kedua ketiga dan selanjutnya. Meski ada juga kejadian, di awal pertemuan kurang respek dan setelah mengenal lebih dalam ternyata menjadi akrab dan ada kecocokan.

Sebenarnya, Jodohmu Itu Dekat

Banyak alasan, yang membuat kita tak kunjung bersua jodoh. Menyoal urusan takdir, menjadi hak prerogatif sang Khaliq dan tak bisa diganggu gugat. Tetapi kita manusia, diberi jalan usaha yaitu (salah satunya) introspeksi diri. Kadang tanpa sadar kita egois, merasa berada di posisi tertentu sehingga memasang kriteria tertentu pula. Masuk akal sih, dengan skill dan pengetahuan mumpuni, harusnya memiliki pasangan dengan kemampuan setara.

wajibbaca.com
wajibbaca.com
Tetapi, kita jangan menutup mata dan menutup hati. Bahwa orang yang kita anggap tidak selevelpun, (bisa jadi) sebenarnya mereka yang dapat mengisi kekurangan kita. Pasang standart soal pasangan perlu, tetapi jangan terlalu saklek dan kaku.

Sementara usia terus bertambah, kita berpacu dengan prioritas hidup yang ditetapkan. Memasang kriteria pasangan boleh saja, tetapi terlalu mematok kriteria (menurut saya) justru akan mempersulit diri sendiri.

Benar, bahwa jodoh sudah disediakan Tuhan,tetapi ada peran kita manusia mengupayakan penjemputan. Cara menjemput beraneka rupa, salah satunya dengan memperbaiki diri dan memerangi ego serta memberi ruang toleransi. Ada saatnya kita rela merendah diri, sebagai jalan membuka pintu kesadaran itu.

Karena setiap orang memiliki keunikan, maka alanglah baiknya kita belajar menerima orang dengan keunikannya. Dengan begitu, berpeluang menumbuhkan sikap empati dan ketertarikan. Selama keriteria mendasar terpenuhi, misalnya seiman, (kalau muslim) menegakkan sholat lima waktu, sopan, menurut saya sudah cukup. Selebihnya, mari sama-sama belajar dan berkembang untuk lebih baik.

dokpri
dokpri
Ya, sebenarnya jodoh kita dekat. Tinggal bagaimana kita mawas diri, dengan menjaga sikap dan ucap. Karena siapa tahu, kenalan atau teman atau sahabat terdekat sebenarnya pada mereka hatinya terbuka untuk kita. Atau jangan-jangan, kita sendiri sebenarnya menaruh hati pada teman yang (selama ini) dianggap biasa-biasa saja.

Mari, terus belajar menurunkan ego (tidak keras kepala), bersedia menerima keadaan orang lain dengan keunikan (selama di batas toleransi). Karena kalau kita memiliki niat kuat dan keinginan tulus, semogalah tabir tentang pasangan jiwa segera tersingkapkan- Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun