Seorang teman yang bekerja dan tinggal di Qatar, bertepatan Idul Adha memposting gambar nasi khas Timur Tengah di laman medsosnya.Â
Butiran nasi berwarna kuning gelap kecoklatan, dengan biji kacang mede utuh diatasnya, berpadu irisan bawang goreng dan emping melinjo. Berbaur acar, terdiri dari potongan timun dan wortel diiris dadu, tampak cabe hijau utuh menyelip disela-selanya
Cukup dengan melihat fotonya saja, ujung hidung saya otomatis terhubung ke otak, seolah ikut menghirup dan merasakan aroma khas masakan ternama ini.Â
Ujung lidah seolah ikut mencecap, merasakan citarasa khas masakan timur tengah dengan bumbu-bumbu yang biasanya 'berani' - orang jawa menyebut medhok.
Seketika saya menyimpulkan, bahwa gambar terlihat adalah "nasi kebuli" atau "nasi mandi". Kompasianer's yang tinggal di daerah Cilegon Banten, mungkin menyebut dengan nasi samin atau nasi gonjleng. Â
Nasi Samin/Gonjleng memang mirip nasi kebuli, dahulu dijadikan hidangan istimewa untuk menjamu para sultan. Sekarang, nasi samin bisa dinikmati siapa saja.
"Itu Nasi kebuli, Mas?" pesan saya kirim via inbox.
"Bukan, itu nasi Kabsyah", balasnya.
Rasa penasaran saya mengemuka, percakapan melalui pesan di media sosial berlanjut, dan saya tergambarkan apa itu nasi kabsyah.
------
Tanpa terasa, sehari lagi Idul Adha tiba, saudara kita yang sedang berhaji, hari ini sedang melakukan wukuf di Padang Arafah. Mari kita doakan, semoga rangkaian prosesi haji berjalan lancar sampai selesai, kemudian pulang mendapatkan haji mabrur, Amin.Â