Kompasianers, pasti sudah familiar kan, dengan liburan ala ransel dan koper. Sepemahaman saya, liburan ransel (atau backpaker) identik dengan liburan budget, liburan yang praktis ekonomis. Bawa bawaan secukupnya, biaya diatur sedemikian rupa tidak kaku dan serba atur-able menyesuaikan kantong empunya.
Lazimnya, liburan ransel dilakukan oleh perorangan atau kelompok (biasanya usia dewasa). Saya pernah membaca novel "Titik Nol" karya Agustinus Wibowo, pria asal lumajang yang melintasi berbagai negara di dunia untuk menuntaskan solo travellingnya dengan gaya backpaker.
Ada juga pasangan suami istri, adalah Jeff dan Diana yang hoby backpaker (saya pernah hadir di acara talkshow-nya), kisahnya dibukukan dalam "Pasangan Travelling" diterbitkan Gramedia Pustaka Utama.
Sementara liburan ala koper biasanya lebih terkonsep dan terencana, namanya juga koper jadi bawaan banyak, lebih mengutamakan kenyamanan, sehingga ongkosnya juga menyesuaikan kebutuhan setiap orang. Liburan ala koper, dipilih moda transportasi nyaman, hotel strategis dan representative, kuliner khas dan berkelas, rute dan jadwal perjalanan lebih teratur dan dipandu guide proffesional yang paham daerah dituju.
Baik liburan ala ransel atau ala koper, semua sama serunya, tinggal selera setiap orang mau memilih liburan yang mana. Kalau memang menyiapkan budget khusus, tidak ada salahnya memilih ala koper, tapi kalau mau sembari berpertualang, rasanya ala koper bisa menjadi pilihan.
Liburan ala Ransel bareng Keluarga
Suasana libur lebaran masih terngiang, pekerja kantoran atau Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah kembali beraktivitas seperti biasa. Sementara bagi freelancer, punya keleluasaan mengatur waktu, dan memilih memulai beraktivitas lebih lambat.
Lebaran tahun ini, jadwal saya berkumpul dengan keluarga besar dari istri (alias mertua). Selepas sholat idul fitri, langsung sungkem dan silaturahmi dan berkumpul dengan saudara ipar dan tetangga seputaran rumah mertua.
Keuntungan menggeser jadwal mudik lebih lambat, saya mendapat harga normal untuk pembelian empat tiket kereta (Pulang Pergi) plus dapat bonus satu kotak nasi dan minumnya sekalian (dari online shop). Suasana stasiun juga sudah tidak telalu padat, dan sepanjang perjalanan kaki bisa selonjoran (karena bisa pinjam kursi yang kosong tentunya).
--