Assalamualaikum wr wb, Kompasianer's di manapun berada, di hari yang fitri ini, perkenankan saya dan keluarga menyampaikan "Minal Aidin Wal faizin - Mohon Maaf Lahir dan Batin." Empat dasawarsa lebih saya merayakan hari raya Idulfiitri, perasaan exited itu tidak akan pernah lekang sampai detik ini dan sampai kapanpun.
Bagaimana hari lebaran Kompasianer's, mungkin ada yang mudik ke kampung halaman, ada yang extend di rumah mertua (seperti saya) atau terpaksa tetap di perantauan karena belum dapat cuti kerja. Smoga apapun suasana atau situasi yang Kompasianer hadapi, sama sekali tidak menghalangi perasaan sukacita di hari kemenangan.
Di lebaran hari pertama, saya berkumpul di rumah mertua di daerah Tangsel, bareng kakak ipar, keponakan, tante, paman, pakde bude. Karena kami tinggal tersebar (di seputar Jabodetabek Banten), maka kami janjian jelang sore, sekiranya kegiatan di rumah masing-masing sudah selesai.
Dan di rumah mertua telah tersaji makanan khas berlimpah ruah, yang pasti tidak boleh ketinggalan ketupat atau lontong, ada juga krecek ati ampela telur puyuh, rendang, semur tahu telur, sayur lodeh labu dan lain sebagainya. Semua makanan serba berkuah dan (hmmm) berminyak, (hadeuh) terpaksa saya menahan diri lebih keras, agar tidak tergoda aneka makanan tersedia (tetap ingat diet --hehehee)
Yang bikin seru suasana rumah adalah acara kumpul bareng, kami bisa ngobrol ngalor ngidul, ketawa ketiwi bareng dan keponakan terkecil biasanya dijadikan obyek ledekan. Dan moment paling sentimentil mengundang haru, dan tidak pernah absen di tengah pertemuan, yaitu sungkeman di pangkuan orangtua dan istri ke suami kemudian diakhiri doa bersama.
Nah, ini dia ditunggu-tunggu anak-anak, adalah bagi-bagi angpao, para orangtua sudah menyediakan amplop sesuai jumlah ponakan. Sebelumnya memang sudah janjian, bahwa semua saudara musti menyediakan angpao, nilainya sesuai kemampuan (setiap amplop diberi nama).
Lebaran memang tidak bisa dipisahkan, dengan menu khas, sajian bercitarasa, ketemu dan silaturahmi dengan keluarga besar, sungkeman, angpao dan foto (atau video) bersama -- duh serunya... Â
------
Kompasiana telah menjadi rumah kedua saya (sangat mungkin kita bersama), telah menjadi bagian dari perjalanan hidup dan keseharian kita masing-masing. Kompasiana bisa menjadi pemantik semangat, untuk terus berkarya (sekecil apapun itu), memberi sedikit kebisaan yang semoga bisa menjadi manfaat untuk orang lain.