Kompas 16/1/2019Â ; Pengakuan seorang pengemis bernama Legiman (52) cukup membuat terkejut petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pati. Dirinya mengaku memiliki tabungan senilai Rp 1 miliar kepada petugas.Â
Tak hanya itu, Legiman membeberkan harga rumah miliknya di Margorejo, Pati, senilai Rp 250 juta dan sebidang tanah seharga Rp 275 juta.Â
Legiman dan sejumlah orang terjaring razia penertiban petugas Satpol PP Pati pada hari Sabtu (12/1/2019). Penertiban dilakukan petugas di Kawasan Simpang Lima Pati.
Hmmm, rasanya geram campur kesal pastinya, membaca berita, seorang pengemis ternyata punya banyak duit banyak. Ibarat kata, kita yang memberi sedekah kemana-mana naik angkot atau motor, tinggal di kontrakan atau rumah sederhana. Sementara mereka ( pengemis) yang menengadahkan tangan, justru punya roda empat, Â di kampung halaman membangun rumah gedung dan mewah, saldo rekening di tabungan pengemis tanda dinyana jauh melebihi yang memberi.
Menilik cuplikan berita di Kompas Januari 2019, siapa tidak kaget, seorang peminta-minta punya tabungan 1 milliar dan aset rumah dan tanah senilai ratusan juta. Saya sendiri, belum pernah melihat langsung uang milliaran---hehehehe-, saldo di rekening tabungan saya, jumlah nolnya belum pernah sampai duabelas digit, aset tanah juga tidak sebanyak punya pengemis di berita itu :).
Ada kabar lain memberitakan, pengemis suka mangkal di perempatan lampu merah di Bogor kedapatan pergi pulang (ke tempat mengemis) dengan mobil mewah yang di parkir di pusat perbelanjaan dekat tempat "berdinas". Bayangkan, lagaknya sudah seperti orang kantoran saja kan, bahkan melebihi orang kantoran yang level karyawan menengah, yekan.
Memang sih, kalau niat sedekah ya sedekah saja, urusan yang diberi bohong atau tidak bohong adalah urusannya dengan Sang Khaliq. Tapi kalau mengetahui fakta sebenarnya, si pengemis ternyata orang kaya dengan mentalnya pengemis, (menurut saya) memberi kepada mereka berarti mendukung mereka tetap bermental pengemis.
Saya dan istri, (sejak membaca, mendengar berita tentang pengemis kaya) mulai enggan memberi kepada pengemis yang ada di jalanan. Bahkan mereka yang penampilannya compang camping, tampak mengundang iba sekalipun, saya keukeuh tak memberi atau lebih baik pura-pura tidak melihat,
Kalaupun saya sedang ada rejeki, dan terbersit niat bersedekah, saya memilih memberikan ke lembaga resmi yang kredibel. Atau kalau sedang punya uang kembalian belanja di mini market, biasanya saya masukkan di kotak amal yang ditaruh di sebelah pintu masuk mini market.Â