Rentang pukul tujuh sampai sebelas siang, adalah saat warga (biasanya satu keluarga) berduyun duyun memenuhi TPS. Pada jam sibuk tersebut, kami petugas KPPS menyempatkan diri untuk sekedar makan snack seperlunya sembari nyruput air mineral dalam kemasan.
Jam setengah duabelas warga mulai lengang, kami bergantian pamit untuk nyoblos di TPS lain (tak jauh dari TPS kami), sekalian menunaikan sholat duhur. Jangan dipikir selesai sholat bisa rebahan (meski sebentar), karena petugas KPPS lain menunggu giliran nyoblos dan pulang sebentar untuk sholat.
Jam satu siang (sesuai peraturan Bawaslu) TPS ditutup, warga tidak bisa memberikan hak suara dan kami beralih ke tugas penghitungan suara. Proses penghitungan inilah, yang menyita waktu, tenaga, konsentrasi dan pikiran, membuat penat dan capek bertumpuk menjadi satu.
Tak kalah menjemukan, adalah proses reporting, musti membuat tujuh rangkap dan setiap rangkap ditandatangai setiap petugas KPPS dan cap/stempel basah. Ada juga pada lembaran tertentu, musti menyertakan tanda tangan dari saksi partai yang hadir dan petugas Bawaslu.
Menyadari begitu padat dan panjangnya berkegiatan, saya sangat memaklumi kalau ada petugas KPPS yang kelelahan atau stress karena selisih angka tak kunjung ketemu. Daya tahan tubuh drop, sangat memudahkan virus menyerang dan badan lekas sakit atau (lebih parahnya) bisa meninggal ( saya turut berduka cita untuk hal ini)
Menjaga Stamina Saat Menjadi Petugas KPPS
Beberapa tahun terakhir, (karena pernah sakit) saya sedang giat-giatnya menjaga pola makan dan menerapkan gaya hidup sehat (dulu berat badan saya pernah menembus satu kwintal) Konsumsi makanan yang digoreng, mengadung gula dan karbohidrat berlebih, secara bertahap saya kurangi dan kini berat badan lumaran drastis menyusut.
Saya memilih makanan kaya serat, yang saya sebut sebagai real food atau makanan yang diproses alam tanpa pengawet dan diolah tanpa campur tangan manusia. Sepanjang menjadi petugas KPPS, saya membawa bekal irisan buah jambu crystal, dicamil sambil bertugas menjaga TPS.
Pun ketika petugas yang lain minum soup buah (buah sudah dicampur syrup) pada saat terik, saya lebih memilih air mineral dalam kemasan. Ketika makan siang dan makan malam, saya konsumsi karbohidrat (nasi) secukupnya memilih lauk ayam yang diolah dengan cara dibakar.
Malam hari dan menjelang pergantian hari ada snacking, petugas lain ngopi dan merokok, saya lebih memilih minum air mineral sekenyangnya. Dampak saya rasakan langsung terasa, ketika satu petugas mulai flu (pertanda daya tahan tubuh menurun), saya tidak merasakan itu (flu) hanya terserang kantuk.