Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orangtua Jangan Terjebak Sikap "Menyayangi dengan Cara yang Salah"

13 April 2019   06:15 Diperbarui: 13 April 2019   06:55 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orangtua mana tidak sayang anaknya, jangankan kita manusia, induk binatang-pun misalnya ayam, kucing dan seterusnya, punya naluri menyayangi dan melindungi anaknya. Rasa sayang itu anugerah kehidupan, kalau disuruh menjelaskan mungkin ayah atau ibu kesulitan mendefiniskan dan mengemukakan alasan.

(Kalau ada ibu membuang anak baru dilahirkan atau ada ayah yang menganiaya buah hati, itu terjadi pada sebagian kecil saja, mereka perlu banyak belajar menjadi orangtua)

Rasa sayang, membuat seorang ayah tidak enggan memforsir waktu dan tenaga, membanting tulang memeras keringat demi istri dan anak-anak disayangi. Rasa sayang, membuat Ibu tidak segan berjibaku segenap daya upaya, mensupport suami tercinta, menjadikan dirinya sebagai tempat berlabuh untuk anak-anak.

Ya, demi anak-anak disayangi, orangtua bersedia memperjuangkan rasa sayang itu, memenuhi kebutuhan yang disayangi sepenuh jiwa dan tenaga. Siapapun orangtua rela dan merelakan diri, tidak peduli latar belakang pendidikan, apapun profesi, status sosial ekonomi dan seterusnya.

Rasa sayang bisa menimbulkan energi, yang mampu menggerakan segenap sel dalam tubuh, untuk bangkit demi meluluskan keinginan yang disayangi. Rasa sayang adalah sebuah bilik rahasia, hanya dipahami dan dimengerti oleh orang yang merasakannya, tanpa perlu alasan dan musababnya.

Namun,  jangan sembarangan menerjemahkan dan mengungkapkan rasa sayang, sebab kalau salah dan kebablasan bisa berakibat fatal. Karena menyampaikan rasa sayang pada anak, ternyata ada ilmunya, ternyata ada aturannya, agar tidak berubah menjadi sayang buta.

Itulah sebabnya, mengapa kita tidak boleh berhenti belajar meski sudah berumur, persis seperti pepatah "mencari ilmu itu dari buaian hingga liang lahat." Seperti halnya masa, ilmu pengetahuan juga berkembang, manusia tidak boleh cepat berpuas diri agar tidak ketinggalan.

------

Saya suka gemas dan pengin meluk, kalau melihat anak kecil gendut, tak tahan pengin nyubit pipinya yang chubby, rasanya lucu gitu ngelihatnya, hehehe. Memegang dan menyentuh badan anak kecil yang penuh daging, bener-bener menyenangkan dan susah dijelaskan---hehehe.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun