"seorang ibu mampu merawat sepuluh anak,Â
tapi sepuluh anak belum tentu mampu merawat seorang ibu."
Entah, kapan dan dimana membaca quote di atas dan siapa yang kali pertama menuliskan saya juga tidak tahu -- maaf, kalau  tidak dicantumkan nama penulisnya.Tapi kalau dipikir-pikir kalimat tersebut ada benarnya, mungkin Kompasianer pernah menemuinya di kehidupan sehari-hari bahkan ada di lingkungan sekitar.
Saya pernah mendapati, pasangan kakek nenek (sekira usia di rentang 70 -- 80 an) dengan enam anak dan sepuluh cucu. Keenam anaknya yang berkeluarga tersebar di berbagai kota, sementara ayah dan ibu tinggal di rumahnya di kampung---kasihan ya. Kalau mudik (apalagi lebaran), saya sempatkan menyapa dan mampir, ketika masuk ke dalam rumah saya merasakan betapa kesepiannya mereka (beda ya sepi dan kesepian).
Saya tidak enak bertanya atau mencari tahu lebih jauh, apa alasan anak-anaknya tidak ada yang menemani (atau misal mengajak tinggal bersama). Saya hanya bisa sebatas membatin saja, harusnya ada salah satu (entah anak atau orangtua) yang mau mengalah dan mengesampingkan ego,
Bisa saja si anak pulang dan tinggal di kampung, atau sebaliknya ayah dan ibu memilih tinggal di rumah satu diantara enam anaknya. Tapi sudahlah, saya tidak tahu pemasalahan sebenarnya. Dan tidak berhak ikut campur urusan (keluarga) orang lain apalagi menghakimi.
-------
![ilustrasi-dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/12/img20190321132449-5cafb2edcc52836119174de8.jpg?t=o&v=770)
"Ya..,dicukup-cukupin-lah"
Ada satu teman baik, sikapnya menjadi inspirasi saya, terutama tentang keteguhannya untuk merawat ibunya yang sudah sepuh. Setelah sang ayah meninggal, lelaki asal Ungaran Semarang membujuk dan mengajak ibunya, tinggal di rumahnya di daerah Tangerang.