Sekira awal tahun 2000-an, di televisi swasta ada talkshow "Angin Malam" yang cukup terkenal, dan saya adalah salah satu pemirsa setia tayangan tersebut. Acara ini tayang seminggu sekali (setiap sabtu malam), membahas tema unik sedang happening serta menghadirkan narasumber kredibel.
Keberhasilan talkshow, tentu tidak bisa dilepaskan dari peran si pembawa acaranya yang pintar menghadirkan suasana santai namun sarat pesan. Dewi Hughes adalah presenter pintar itu, namanya meroket seiring ketenaran acara bincang-bincang tersebut.
Saya dibuat salut, Hughes (saat itu) dengan tubuh tambunnya, berhasil menggeser cara pandang masyarakat tentang kata cantik. Perempuan kelahiran Tabanan Bali berhasil membuktikan, bahwa dunia televisi tidak melulu diisi perempuan langsing dengan body proporsional.
Dengan bobot tubuh di atas seratus kilogram pun, tetap bisa tampil tanpa harus menjadi bahan celaan dan candaan di televisi. Seperti kita tahu, program televisi kita pada umumnya menjadikan fisik (tubuh gendut) sebagai obyek penderita untuk menaikan rating.
Hughes membuktikan, bahwa perempuan dengan tubuh gemuk, boleh tampil pintar dan cerdas, tidak untuk dilecehkan. Kemudian image "big is beatiful" sontak sempat disematkan, sekaligus membangkitkan semangat perempuan bertubuh gemuk tampil ke depan.
Hughes menjadi ikon "gemuk dan cantik", laris tampil sebagai bintang tamu di berbagai acara televisi, menyusul punya beberapa acara televisi lain.
Tidak hanya berkibar di layar gelas, Hughes juga dipercaya menjadi duta dari beberapa Kementrian (satu diantara Kemen PPPA).
Kiprahnya terus berkembang, pernah berbicara di forum internasional dan disejajarkan dengan penyanyi dunia sekelas Ricky Martin dan tokoh dunia lainnya.
Sebagai penikmat  setia acara Angin Malam, kala itu tubuh ini sedang gemuk-gemuknya, saya terpengaruh dan merasa fine-fine saja. Saya berpendapat bahwa tubuh gemuk, tetap nyaman dan bisa berprestasi, jadi kenapa harus dipermasalahkan, mengapa harus dikuruskan.
Sama sekali tidak pernah terbersit niat, merubah kebiasaan lama, seperti nguyah gorengan sambil nonton teve di malam hari. Kebiasaan konsumsi gula (melalui syrup dsb) tidak saya hentikan, tidak peduli  badan meskipun tubuh membengkak dan baju lama tak lagi muat dipakai.