Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Libatkan Anak dalam Mengatasi Perundungan dan Semangati agar Bangkit

26 Februari 2019   08:20 Diperbarui: 28 Februari 2019   12:28 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perundungan atau penindasan atau istilah kerennya bullying, sebenarnya sudah berlangsung dan terjadi sejak dulu. Saya ingat pengalaman sendiri, antara kelas empat sampai enam SD sering diejek habis-habisan, baik dengan sindiran atau terang-terangan.

Reaksi saya tidak terlalu menghiraukan atau membela diri kalau keterlaluan, tapi saya tidak pernah merasa merana atau menjadi pesakitan. Yang pasti di kelas saya tetap mendapat ranking, beberapa kali ditunjuk maju lomba tingkat SD dan lulus dengan nilai baik

Ketika SMP dan SMA, perundungan tetap juga terjadi, tapi saya lebih kerap melawan meski tidak sampai berantem serius. Semasa sekolah menengah dan sekolah atas, saya justru aktif menjadi pengurus OSIS, berkegiatan ini dan itu bahkan pernah  maju lomba mewakili sekolah.

Dua tahun sebelum umur dua puluh, saya merantau dan menghadapi ujian atau perjuangan hidup sesungguhnya. Bekerja sebagai tenaga kasar di sebuah perusahaan, kerap mendapat omelan atasan, memeras keringat dalam arti sebenarnya.

Hasil terbiasa diejek semasa sekolah, mental ini terbentuk dan tidak gentar dimarahin bos ketika ditempat kerja.

"Zaman sekarang berbeda, tidak bisa disamakan dengan jaman dulu Ayah," tukas istri

-00o00-

Beberapa hari lalu, bujang saya pulang dari Pondok Pesantren. Mengeluh perut sakit, kalau sedang melilit saya kasihan melihat. Setelah dibawa periksa ke dokter, diketahui ada masalah dengan lambung, penyebabnya bisa makanan pedas dan/atau karena stres.

Obat diberikan dokter diminum secara rutin, dalam dua atau tiga hari terasa khasiatnya, masalah lambung berangsur membaik. Makanan diatur sedemikian rupa, saya membelikan menu kesukaan dan tidak boleh mengandung unsur pedas berlebihan.

Namun ketika diajak kembali Pondok, ada rasa enggan tergurat di wajah, kemudian perutnya mules lagi gesturenya sama saat awal pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun