Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Strategi Mengisi Perabot bagi Rumah Tangga Baru

6 Februari 2019   07:59 Diperbarui: 6 Februari 2019   08:25 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika umur dirasa sudah waktunya menikah, (meskipun belum ada calon) tidak ada salahnya mulai menyicil membeli perabot.

Saya sendiri dulu mempraktekkan, (terinspirasi dari teman) membeli lemari baju dan ranjang  berbahan kayu jati yang kokoh.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Membeli dua benda lumayan mahal sebelum menikah, ternyata cukup manjur, mengingat sebagai bujangan belum banyak tanggungan.

Kemudian barang berukuran besar dan berat ini, saya simpan di rumah orang tua di kampung, itung-itung untuk tabungan.

Begitu sudah ketemu calon, menyicil beli perabot bisa dilanjutkan lagi, pas ada uang bisa membeli (misal) meja kursi, buffet sesuai kebutuhan.

Strategi saya kala itu cukup efektif, perabot yang sudah beli sebelum menikah, bisa sekalian dijadikan barang seserahan saat lamaran.

Keuntungan menyicil membeli perabot, bisa lebih leluasa karena tidak berburu waktu, bisa memanfaatkan promo atau discount besar.

Manfaatkan Perabot Pemberian Orang tua

Pada awal pernikahan, baik orang tua maupun mertua masih rajin menjenguk anak yang baru saja lepas dari rumah. Ketika datang dan melihat rumah kontrakan anaknya, naluri orang tua tidak bisa tinggal diam, melihat anaknya kurang ini dan itu.

"Meja kayu di rumah mama, ntar bawa ke sini saja"

Sebaiknya kita tidak jagain pemberian, tetapi kalau orang tua berinistif memberi dan kita butuh, tidak ada salahnya kalau diterima. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun