Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Persiapkan Diri Sebelum Anak Masuk Pesantren

9 Juli 2018   11:19 Diperbarui: 9 Juli 2018   13:01 4616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana di Pondok Pesantren- Koleksi pribadi

Memasuki bulan Juli, biasanya identik dengan datangnya tahun ajaran baru. Anak- anak masuk ke kelas atau sekolah, lengkap dengan semua yang serba baru. Mulai dari seragam (bagi anak baru), buku pelajaran, alat tulis, sepatu dan perlengkapan pendukung sekolah lainnya.

Khusus anak yang lepas dari sekolah dasar atau menengah, setahap melangkah ke sekolah yang lebih atas. Meninggalkan sekolah lama, beradaptasi dengan lingkungan sekolah baru. Mendapatkan suasana baru, dengan guru dan teman-teman baru.

Sementara anak jelang dewasa, lulus sekolah atas bersiap menembus kampus pilihan. Mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri, dengan tingkat kompetisi yang tinggi pula. Mereka berusaha lebih keras, dengan persaingan lebih ketat dengan siswa lain dari seluruh penjuru negeri.

Bukan hanya anak-anak yang sibuk, orang tua dijamin tidak kalah sibuk plus repot. Musti menyiapkan dana tidak sedikit, bersedia ngider kesana kemari mengurus ini dan itu. Ikut menyiapkan berkas yang belum lengkap, serta membeli peralatan sekolah sebagaimana lazimnya. 

Pendaftaran sekolah dengan sistem online, mensyaratkan pendaftar datang ke sekolah guna mendapatkan token. Semoga segala jerih payah, kelak menjadi berkah dengan hasil gemilang- Amin.

Anak yang baru lulus sekolah dasar dan atau menengah, beberapa ada yang memilih masuk Pondok Pesantren.  Model pendidikan di Pesantren memang terbilang unik, sebagian besar santri diharuskan menginap. 

Selama duapuluh empat jam anak berada di asrama, tentu banyak pengalaman akan didapatkan oleh anak. Yang biasanya sedikit-sedikit mengadu ke ayah dan atau ibu, tidak lagi bisa lagi ketika tinggal terpisah. 

Kebetulan saya adalah orang tua, yang mengirimkan anak ke Pesantren --selepas madarasah Ibtidaiyah. Hal ini menjadi pengalaman pertama, mengingat saya dulu (dari SD s/d kuliah) menempuh pendidikan di sekolah umum.  Atas alasan minim pengalaman, saya menyiapkan diri dari jauh hari. Sehingga tidak terlalu kagok, ketika mendapati suasana yang cukup berubah. Melalui artiel ini, saya ingin berbagi pengalaman, seputar persiapan masuk Pondok Pesantren.

Hal-hal Perlu dipersiapkan sebelum Masuk Pesantren

Buat Kesepakatan Jauh hari

Memutuskan masuk pesantren, relatif berbeda dengan mendaftar masuk sekolah umum. Seperti saya mention di paragraf atas, anak dan orang tua akan terpisah jarak dan ruang. Keputusan nyantri, sebaiknya menjadi kesepakatan dua belah pihak (anak dan orang tua). Jangan sampai anaknya yang pengin, tapi orang tuanya malah kendor begitu juga sebaliknya.

Agar kesepakatan terjadi, semua hal sebaiknya dipertimbangkan jauh-jauh hari. Saya berasumsi, Pesantren dengan sistem boarding, tentu membutuhkan kesiapan lebih terutama materi dan mental. Mengantisipasi banyak pertimbangan, bisa direncanakan sejak anak duduk di kelas, misalnya empat atau lima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun