Pernah ga Kompasianers, membeli dan atau menikmati soup buah atau es campur atau es teller atau es buah atau juice buah atau apa saja yang bahan dasarnya buah.
Biasanya--sebut saja soup buah--, diwadahi mangkok  bening dengan bentuk yang cantik. Buah dengan warna-warni keren, menyatu dengan bahan lainnya menggoda hasrat menikmati.
Isi soup buah, terdiri dari daging buah melon dan daging buah pepaya, biasanya tampil dengan bentuk bulat kelereng --karena dikerok dengan alat khusus. Beberapa iris tipis daging buah pisang berbentuk lingkaran, ikut nyempil antara campuran buah buahan tersebut.
Serutan besar daging buah naga berwarna keunguan, ditimpa kerokan buah alpukat warna kuning kehijauan, ditimbun serutan tipis kelapa muda. Tumpukan buah menggoda, diatasnya ditimbun serutan es batu berwarna putih bak salju yang turun pada saat musim dingin.
Melihat penampakan soup buah pada siang hari yang terik, siapa coba, tidak tergoda setengah mati. Tenggorokan langsung terasa kerontang, pengin dialiri segarnya soup buah di depan mata. Pasti segar, nikmat dan melenyapkan rasa haus. Tapi, sehat gak ya?
0oo0
Dari dulu, saya penggemar buah. Ketika mendapati buah disulap menjadi soup buah, es campur dan sejenisnya, saya paling lahap menyantapnya.
Kegemaran konsumsi es buah tak kenal waktu, entah siang, sore atau malam, kalau pengin tinggal buka kulkas dan membuat sendiri. Perlahan tapi pasti, pipi ini semakin chuby saja.Â
Lemak di beberapa bagian tubuh mulai menonjol, pada akhirnya jarum timbangan menjauh dari kata ideal. Bobot saya nyaris satu kwintal, sudah gitu kadang tidak mau ngaku kalau tubuhnya gendut---hadeuh.