Mengamati lalu lintas Jakarta, yang terkenal dengan kemacetan. Keruwetan semakin menjadi-jadi, ketika jam berangkat dan pulang kantor sedang berlangsung.
Belum lagi, kalau rute perjalanan, terpaksa berhimpitan dengan proyek MRT. Waduh, untuk satu kilometer jarak tempuh saja, bisa dibutuhkan waktu satu jam---pengalaman pribadi nih. Â
Kita tidak bisa berdiam diri, musti ikut berpartisipasi menyelesaikan masalah--meski kecil. Tidak bisa, hanya mengandalkan kebijakan pemerintah dan atau menunggu orang lain.
Sebagai pengguna jalan, setiap individu sangat bisa berkontribusi. Hal paling sederhana, adalah mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menerapkan konsep ride sharing dengan Uber.
Mari kita berhitung (lagi), kalau hanya satu orang, untuk mengisi satu mobil di jalanan Jakarta. Maka apabila ada lima mobil di jalan, berarti untuk mengangkut (hanya) lima orang.
Bagimana kalau 10 orang, 15 orang, 20 orang, dan selanjutnya dilipatkan lima. Pertambahan mobil berlipat lima juga, berbanding lurus jumlah orang di dalam mobil.
Sementara kapasitas jalanan tetap, tidak mungkin diperlebar dan terus diperlebar. Inilah muasal, mengapa kemacetan terjadi di semua sudut Jakarta.
Persis seperti video di bawah ini
Setiap diri, musti menekan ego, demi kenyamanan berlalu lintas. Kalau saja setiap orang, mau menerapkan konsep ride sharing. Niscaya, dampaknya tidak akan disangka.