Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Art4All Karena Seni Berlaku Universal

15 Agustus 2017   07:10 Diperbarui: 15 Agustus 2017   07:22 2161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki bulan Agustus, suasana kampung kami terasa berbeda. Tapi saya yakin, bukan kampung kami saja yang bersolek diri. Suasana serupa, pasti terjadi di kampung Kompasianers di seluruh Indonesia.

Warna merah putih mendominasi, bertebaran dimana mana mulai dari kampung sampai perkotaan. Merah dan putih teraplikasi, mulai dari plastik segi empat sepuluh kali limabelas centimeter yang digantung meriah. Plastik berjajar rapi, dengan lipatan pada bagian pinggir kemudian dimasukkan benang woll.

Dipasang membentang di ujung pinggir genteng rumah penduduk, ada juga yang dipasang menyilang zig zag, melintang di jalanan kampung. Ujung plastik bagian bawah serentak melambai-lambai, ketika diterpa angin yang sedang lewat.

Sementara bendera merah putih berbahan kain, tegap berdiri disangga tiang bambu setinggi dua menter. Dipasang di depan setiap rumah warga, ada yang dipasang di halaman atau tiang cukup disangkutkan di pagar teras.

Warna merah putih juga diwujudkan dalam bentuk umbul umbul, biasanya dipasang di pinggir jalan raya. Khusus umbul umbul, memiliki ukuran lebih panjang dengan lebar menyesuaikan.

Semarak perayaan hari kemerdekaan selalu terasa, perasaan suka cita terpancar di semua sudut negeri tercinta. Semangat perjuangan masihlah cemerlang, memasuki 72 tahun usia kemerdekaan bumi pertiwi.

Pada riuh rendah sejak awal bulan delapan, pagi ini pandangan saya tak bisa lepas dari dinding di sebuah rumah. Lukisan kreatif bercorak jiwa muda, berada di tembok rumah depan gang menuju jalan raya. Perjalanan pagi mengantar anak ke sekolah, selalu melewati pemandangan mengesankan ini.

Melihat lukisan indah warna warni, sejenak mampu menyingkirkan penat dan beban pikiran. Saya tersenyum sambil manggut-manggut penuh arti, betapa seni sangat bisa menjadi pelampiasan semua rasa.

Marah sedih, bahagia suka cita, jengkel gelisah dan apa saja bisa diekspresikan melalui kesenian atau lukisan khususnya.

-0o0-

Teringat pada saat kunjungan ke pabrik Faber Castell di daerah Cibitung, bersama teman teman Kompasianer pada bulan Juli yang lalu. Faber Castell merk alat tulis ternama, sedang menggalakkan kampanye Art4All atau seni untuk semua orang tanpa terkecuali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun