Padahal hanya dengan pengasapan, prosentase kekeringan biji pala bisa mencapai 95 -- 100%. Pala dengan kekeringan sempurna, membuat awet dalam penyimpanan dan bernilai jual tinggi. Sementara pala yang dijemur, kering hanya pada permukaan dan membuat cepat busuk saat disimpan.
Pohon pala memiliki aneka fungsi, mulai dari daun, buahnya, kulit, sampai bijinya, semua bernilai ekonomis. Tugas generasi masa kini, bagaimana kembali meraih kejayaan Pala yang mengangkat nama Banda.
-0o0-
Bagi saya film Banda sungguh out of the box, sebagai film dokumenter dikerjakan sangat berbeda dengan film sejenis. Banda melakukan gebrakan baru, dengan keberanian masuk dan diputar di layar bioskop.
Kok saya merasa, film dokumenter yang lazimnya bertema serius cenderung dinikmati kalangan tertentu. Film bioskop yang masih dianggap menjadi ajang murni hiburan, didominasi penikmat film yang enggan diajak berkerut  kening.
Semoga perkiraan saya salah, semoga film Banda bisa memenuhi expektasi film maker dan pihak yang hendak menyampaikan pesan.
Gambar demi gambar yang dihadirkan, sungguh mempesona pandangan. Musik yang mengiringi, benar benar membuat gambar terasa memiliki ruh. Apalagi suara sang narator yang keren, mampu mengaduk aduk emosi penikmat film Banda.
Siapa lagi kalau bukan Reza Rahardian, bintang muda berkualitas dan multi talenta. Setiap kalimat yang diucapkan, benar benar mengandung daya magis saat tertangkap indera pendengaran. Sementara ikut hadir sebentar, suara Ario Bayu yang fasih dengan bahasa Englishnya.
Pada bagian menjelang ujung film Banda, ada yang membuat saya tambah hanyut. Adalah pembacaan puisi karya Chairil Anwar, dengan judul " Cerita Buat Dien Tamaela"