-o0o-
Untuk sebuah acara pada awal bulan Juli'17, pukul 22.00 Wib saya baru bisa keluar dari Gandaria City Jakarta Selatan. Dengan bergegas menuju stasiun Kebayoran Lama, keringat keluar badan terasa lebih segar.
Ketika langkah belum mencapai pintu masuk Stasiun, terdengar pengumuman kereta arah serpong berangkat dari stasiun Palmerah. Sontak saya berlari lebih cepat, agar tidak keduluan dengan datangnya kereta saat sampai di peron satu.
Dua kaki gesit bekerjasama, meniti  satu persatu anak tangga setinggi sekitar sepuluh meter. Masih dengan cekatan pula berlari menuju pintu tap kartu electronik, sehingga bisa masuk dan masih harus lari menuruni anak tangga menuju peron kereta arah serpong berhenti.
Meski ngos-ngosan, tapi nafas ini terasa tidak sependek sebelumnya (satu tahun yang lalu). Sekitar enam bulan saya pilih naik Transportasi publik, jalan kaki cepat sebagai cara efektif untuk membakar kalori.
Setelah  pola makan dan gaya hidup berubah, dampaknya baru dirasakan saat ini (setahun kemudian). Badan terasa lebih enteng dan singset, kaos dan celana yang ketat mulai mengendor. Hampir lima bulan lebih tidak kerokan, badan lebih segar dan nafsu makan bisa dikendalikan.
Mungkin anda mengenal nama Dewi Hughes, menjelang tahun 2000 menjadi presenter papan atas. Tubuhnya yang subur menjadi ciri khas perempuan asal Bali ini, sampai sampai pernah mencetuskan istilah "Big is Beautifull."
Belakangan Hughes aktif dengan vlog, memperkenalkan temuannya berupa hypnotherapy. Saya rajin mengikuti seri demi seri yang ditayangkan, sekarang bobot Dewi Hughes sudah menyusut sampai 75 kg---dari 150 kg keren ya. Rupanya kunci kesuksesan membuang lemak, adalah rajin mengonsumsi real food.
Alam menganugerahkan diri untuk kesejahteraan manusia, tugas makhluk mulia ini menyadarkan dirinya sendiri. Tumbuhan, buah buahan, ikan di laut, binatang, bahkan semua yang ada di alam semesta disediakan, demi keberlangsungan hidup manusia.