Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Perlu Hari Pasar Rakyat Nasional?

4 Januari 2017   14:19 Diperbarui: 4 Januari 2017   14:26 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu satu pedagang sempat bertanya pada ibu, bagaimana kalau anak mau kuliah di Surabaya. Kebetulan kakak nomor dua berkuliah di kota Pahlawan, ibu dengan senang hati memberi informasi

7. Keberlangsungan Adat budaya

Sebelum ibu membuka warung di pasar kampung, nenek saya pedagang daging kambing. Semasa kecil ibu membantu nenek, setelah menikah ibu punya lapak sendiri.

Hal serupa kini terjadi, istri dari anak nomor empat melanjutkan jualan di lapak ibu. Hal yang sama terjadi pada pedagang lain, jejak yang dirintis dilanjutkan keturunan berikutnya. Kebiasan ini tentu sangat baik, tradisi atau adat berjualan tidak terputus.

-0o0o0-

Suasana Acara Festival Pasar di Bentara Budaya Jakarta-dokpri
Suasana Acara Festival Pasar di Bentara Budaya Jakarta-dokpri
Kompasianers ingat ga?

Apa yang terjadi setelah ditetapkan hari batik, semangat berbatik berlangsung di negeri tercinta. Busana batik dipakai dalam banyak kesempatan, tak hanya menunggu saat kondangan atau hajatan saja. Dampak yang dirasakan pengusaha batik, omset penjualan meningkat pesat.

Bagaimana kalau dicanangkan Hari Pasar Rakyat Nasional ?

Bukan mustahil semangat serupa akan terjadi, masyarakat berbondong-bomdong berbelanja di pasar rakyat.

Siapa yang diuntungkan?

Tentu pedagang di pasar dan masyarakat sekitarnya, mereka akan terdongkrak taraf hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun