Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Sensi Ketika Ditanya Kapan Menikah

8 Desember 2016   07:08 Diperbarui: 8 Desember 2016   10:43 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi saya punya strategi, dengan memberi pekerjaan tambahan bagi si pengejek. Pada saat situasi kantor sedang sepi, si pengejek saya todong balik menjadi mak comblang. Saya tak ragu bertanya pada kenalan lainnya, mungkin ada saudara perempuan yang sedang mencari calon suami. Bahkan pernah mengesampingkan rasa malu, bertanya pada ibu kost kalau ada anak gadis dari saudaranya yang bisa diajak kenalan --namanya usaha hehehe.

Kita tidak akan pernah tahu, melalui pintu mana datangnya jodoh akan terbuka. Lagian mengapa musti malu, toh minta dicomblangin bukan tindakan yang mengandung dosa. Pokoknya usaha dan terus berusaha, agar Mestakung menghampiri diri yang merana ini #Hadeuh.

Eit's siapa sangka, dari banyak teman yang saya tanya akhirnya jalan itu terbuka. Justru bukan dari orang yang diminta tolong, tapi dari teman punya teman nah masih temannya lagi #halah--bingungkan hehehe.

Hikmah yang saya petik sejauh ini, kalau ibu tidak "cerewet" saat itu. Mungkin saja, sampai sekarang saya tetap menjadi bujang pada usia matang ---atau sangat senior hehehe. Kalau teman kantor dan sepergaulan tidak "ngeselin" kala itu, mungkin sudut pandang bahagia yang saya anut masih prespektif yang lama. Yaitu bebas kemana suka, bisa membeli ini membeli itu untuk diri sendiri selebihnya memiliki tabungan. Padahal ada prespektif bahagia yang melebihi, dari sekedar kepemilikan dan dinikmati sendiri.

Ilustrasi-dokpri
Ilustrasi-dokpri
So, kalau dilontar pertanyaan kapan menikah sebaiknya sih tidak perlu sensi-- eh itu menurut saya lho.  Sesaat memang mengesalkan, tapi positif  thinking saja siapa tahu itu tanda-tanda mestakung datang menghampiri.

Tak bisa dipungkiri, kadang kita membutuhkan orang-orang yang memantik semangat berusaha. Orang-orang yang terkesan ngeselin (atau memang benar-benar ngeselin), kalau disikapi dengan tepat justru memberi dampak baik bagi diri. Apalagi kalau ibu yang nanya kapan menikah, bisa jadi mestakung sedang menunggu reaksi proaktif kita. -salam semangat-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun