Saya generasi 80-an, pernah merasakan hidup pada era Orde baru. Presiden Soeharto kala itu, berkuasa nyaris enam periode. Saya masih sangat belia hingga jelang dewasa, bisa menikmati harga BBM tak sampai seribu perak. Pun sebelum pecah peristiwa tahun 1998, satu porsi makan di Surabaya hanya seharga lima ratus perak.
Predikat Bapak Pembangunan disematkan, Presiden Suharto dianggap mampu mengatasi masalah perekonomian bangsa.
Menjelang malam di Ruang lantai dua Gedung Bappenas, saya menghadari acara Kompasiana. Â Bertajuk Kompasiana "Tokoh Bicara", bersama Mentri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas, Bapak Bambang P S Brodjonegoro.
Saya mendapati bannyak informasi, terkait jabatan Pak Bambang sebagai Mentri di Pemerintahan Presiden Jokowi.
Bagaimana keberadaan Bappenas Masa Orde Baru ?
Bappenas pada periode tahun 68- 90 an, menjadi lembaga yang powerfull di lingkugan pemerintahan. Saat itu indonesia sedang berusaha, menata kembali pembangunan perekonomian. Tak disangkal perekonomian mendapat perhatian khusus, setelah mengalami  inflasi besar- besaran.
Sebelum masa Orde Baru, perekonomian mengalami pertumbuhan yang rendah. Pemulihan ekonomi tidak bisa dikerjakan dengan mekanisme formal, tapi harus ada upaya yang luar biasa.
Pemimpin Bappenas dituntut strong, karena apa yang akan dilakukan harus diikuti tanpa komplain dari unsur pemerintah yang lain. Bappenas dipimpin oleh orang yang mumpuni, yaitu Prof Widjoyo Nitisastro sebelumnya dekan dan guru besar FE UI.
Masa itu APBN dibagi menjadi dua, yaitu anggaran rutin dikerjakan Kementrian Keuangan dan anggaran pembangunan dikerjakan pure oleh Bappenas
Kondisi tersebut memang sangat dibutuhkan, Perekonomian bergerak menuju tataran baru dan masa pemulihan.
Bappenas Kini